KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sudah jatuh tertimpa tangga menjadi pepatah yang cukup mencerminkan sektor UMKM di 2024. Di saat rasio kredit macet cukup tinggi, penyaluran kredit ke sektor tersebut pun konsisten melambat.

Mengutip data uang beredar Bank Indonesia (BI), penyaluran kredit ke sektor UMKM hanya tumbuh 3% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 1.405 triliun. Pertumbuhan ini menjadi yang paling rendah sepanjang 2024.

Pertumbuhan kredit tersebut juga lebih rendah dibandingkan pada tahun 2023. Sebab, pada Desember 2023, kredit UMKM mampu tumbuh 7,9% YoY.

Sinergi Djarum Foundation, Pemerintah, dan Peneliti Bawa Asa Konservasi Elang Jawa

Adapun, pertumbuhan kredit paling tinggi untuk sektor UMKM terjadi pada Februari 2024. Pada bulan tersebut, pertumbuhan kredit UMKM hampir 10%, tepatnya tumbuh 9,4% YoY.

Baca Juga: OJK Rancang Produk Asuransi Khusus untuk Fintech Lending, Ini Kata Pengamat

Secara konsisten, perlambatan laju tumbuh kredit UMKM terjadi sejak Oktober 2024. Di mana, pada periode tersebut tumbuh 4,6% YoY, melambat dari September yang mencapai 5%.

Perlambatan kembali lanjut di bulan selanjutnya. Pada November 2024, kredit ke sektor usaha wong cilik ini hanya mampu tumbuh 3,7% YoY.

Jika dirinci lebih lanjut, pertumbuhan kredit paling mini terjadi untuk skala usaha mikro. Per Desember 2024, kredit ke usaha mikro hanya tumbuh 0,8% YoY, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang tumbuh 3,1% YoY.

Namun, secara nilai, sebenarnya usaha mikro itu mendominasi kredit UMKM. Sebab, nilainya bisa mencapai Rp 635,7 triliun atau setara 45,24%.

Di sisi lain, pertumbuhan kredit UMKM paling tinggi di 2024 terjadi untuk skala usaha kecil. Untuk skala tersebut, kreditnya tumbuh 7% YoY menjadi Rp 456,2 triliun.

Sementara itu, kredit UMKM sepanjang 2024 paling banyak digunakan untuk kredit modal kerja. Nilainya sebesar Rp 1.013,5 triliun, meskipun hanya tumbuh 0,4% YoY.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News