Jakarta. Harga minyak masih terus melaju di atas US$ 35 per barel. Kini minyak sedang mengalami tren penguatan jangka pendek. Meski demikian, analis memprediksi harga sulit menembus US$ 40 per barel. Deddy Yusuf Siregar, Analis PT Asia Tradepoint Futures mengatakan, negara - negara produsen minyak akan terus mempertimbangkan produksi shale oil Amerika Serikat (AS) sebagai kompetitor mereka. Pasalnya, jika harga minyak ke atas US$ 40 per barel akan memberikan dukungan bagi produsen shale. "Nilai ekonomis shale oil akan tercapai jika harga minyak bergulir pada level US$ 40 per barel," ujarnya.
Tren naik, tapi harga minyak tak lebih US$ 40
Jakarta. Harga minyak masih terus melaju di atas US$ 35 per barel. Kini minyak sedang mengalami tren penguatan jangka pendek. Meski demikian, analis memprediksi harga sulit menembus US$ 40 per barel. Deddy Yusuf Siregar, Analis PT Asia Tradepoint Futures mengatakan, negara - negara produsen minyak akan terus mempertimbangkan produksi shale oil Amerika Serikat (AS) sebagai kompetitor mereka. Pasalnya, jika harga minyak ke atas US$ 40 per barel akan memberikan dukungan bagi produsen shale. "Nilai ekonomis shale oil akan tercapai jika harga minyak bergulir pada level US$ 40 per barel," ujarnya.