Tren naik yield US Treasury, simak saran analis bagi investor



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa waktu terakhir, imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun dalam tren kenaikan, sehingga diikuti pula oleh kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara (SUN). Sejumlah analis memberikan saran kepada investor sebagai antisipasi kenaikan tersebut.

Analis Fixed Income MNC Sekuritas, I Made Adi Saputra menilai, terkoreksinya pasar obligasi akibat kenaikan imbal hasil SUN dan US Treasury sebenarnya membuka kesempatan bagi investor untuk melakukan pembelian obligasi secara bertahap.

Bagi investor dengan horizon investasi jangka panjang, tren kenaikan imbal hasil SUN dapat menjadi kesempatan untuk berburu seri-seri obligasi bertenor panjang. Sebab, imbal hasil yang ditawarkan tergolong tinggi.

Namun, di sisi lain, kondisi pasar saat ini membuat volatilitas obligasi bertenor panjang cukup tinggi. “Harga obligasi tenor panjang lebih rawan terkoreksi sehingga sulit dapat capital gain,” kata Made.

Alhasil, untuk investor tertentu, seperti manajer investasi yang umumnya berorientasi mengalahkan indeks, Made menyarankan agar memperbanyak seri-seri obligasi bertenor pendek sebagai aset portofolionya.

Sementara, Fund Manager Capital Asset Management, Desmon Silitonga menambahkan, obligasi korporasi dapat menjadi pilihan alternatif di tengah tren kenaikan imbal hasil SUN. Sebab, imbal hasil obligasi korporasi tergolong tinggi dan pergerakannya cenderung stabil, sehingga cocok bagi investor yang sekadar ingin menikmati keuntungan kupon.

“Pemilihan obligasi korporasi juga bisa sebagai langkah diversifikasi portofolio juga bagi para investor,” katanya.

Berdasarkan data Bloomberg, imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun pada 1 Januari lalu masih berada di level 2,405%. Sedangkan hari ini (14/2), imbal hasil US Treasury berada di level 2,829%. Imbal hasil US Treasury bahkan  memecahkan rekor di level 2,858% pada Senin (12/2) lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini