Tren okupansi perkantoran di Jakarta menurun



JAKARTA. Kelebihan pasokan masih membayangi penjualan properti di Jakarta pada kuartal III tahun ini. Di lain sisi permintaan juga sedang menurun lantaran perekonomian masih belum pulih benar. Ini menyebabkan perkantoran masih berada di penyewa.

"Dengan begitu, maka akan terjadi posisi tawar yang tinggi, akibatnya bisa saja terjadi koreksi harga jual," kata Ferry Salanto, Direktur Riset Colliers Indonesia, Selasa (4/10).

Ferry bilang, saat ini belum banyak terjadi transaksi pada penjualan strata title office . Namun demikian, penurunan harga perkantoran di tingkatan ini belum terkoreksi atau turun.


Namun, sejak tahun 2014 hingga saat ini, okupansi pasar perkantoran telah mengalami penurunan sebesar 10%. Apabila di tahun 2014 perkantoran memiliki tingkat okupansi hingga sebesar 95%, per kuartal III 2016, okupansi kantor hanya ada di angka 85%. Itupun kontribusi dari perkantoran yang berada di area central bussiness district (CBD).

Ferry memprediksi hingga tahun 2019, okupansi bisa saja terus turun hingga di angka 80%. Hal ini diakibatkan dengan banyaknya proyek perkantoran yang akan dirilis hingga tahun 2019. Sehingga permintaan tidak akan sebanding dengan persedian perkantoran yang lebih tinggi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini