KONTAN.CO.ID - Kanal penjualan secara
online dan
offline tak dipungkiri kini menjadi pilihan pelaku usaha dalam mengembangkan bisnisnya. Helmy Herman, Regional Account DIrector, Worldpanel Division, Kantar Asia menjelaskan, secara keseluruhan, keberadaan saluran
online dan
offline dapat mendukung usaha kecil mikro dan menengah. Tak hanya itu, kanal penjualan
online dan
offline saling melengkapi dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Ini masing-masing menyediakan pilihan kenyamanan berbelanja yang berbeda.
Contohnya, dalam sektor FMCG, Helmy mengatakan, lebih dari 50% konsumen berbelanja di lebih dari empat
saluran, mencakup baik saluran offline maupun
online. Hal ini mengindikasikan, tren
omnichannel akan terus berkembang, terutama seiring meningkatnya akses internet di berbagai daerah. "Namun, keselarasan dengan preferensi konsumen perlu menjadi fokus bagi pelaku usaha agar dapat memberikan pengalaman belanja terbaik melalui berbagai saluran yang tersedia," ungkap Helmy dalam konferensi pers GDP Venture Power Lunch, Omnichannel Trends: Meeting The Modern Shopper's Preferences, Selasa (24/10) di Jakarta.
Baca Juga: tiket.com Dukung Kemitraan Singapore Tourism Board dan GDP Venture Melihat pandangan dari sisi UMKM Indonesia, Teten Masduki, Menteri Koperasi dan UKM Indonesia, mengungkapkan, keragaman produk UMKM semakin diakui dan diapresiasi oleh masyarakat Indonesia. Selain itu, upaya perlindungan UMKM juga terwujud melalui peraturan yang jelas, mencakup aspek teknologi, platform, dan jenis distribusi. Melalui platform
e-commerce resmi, Teten bilang, UMKM dapat menjangkau konsumen lebih luas, meningkatkan popularitas produk, dan membuka peluang baru. Kombinasi saluran
offline-online yang menarik perhatian konsumen dengan produk lokal yang berkualitas dapat signifikan dapat meningkatkan pendapatan para UMKM. "Sekarang saatnya
flexing lokal," ujar Teten. Dimas Harry Priawan, Co-founder & CEO Dekoruma, berpendapat, tren yang sama berlaku pada industri furnitur. Kebiasaan konsumen tetap membutuhkan rasa kepercayaan yang lebih dalam menentukan produknya. "Kami mengadopsi strategi omnichannel untuk memperluas penjualan sebagai respons terhadap permintaan konsumen yang menginginkan pengalaman langsung dalam melihat dan merasakan produk furnitur kami sebelum melakukan pembelian," sebut Dimas.
Baca Juga: Kabar Akuisisi Saham Supra Boga Lestari (RANC) oleh Grup Djarum, Semakin Santer Helmy menyimpulkan, tren
omnichannel di masa depan akan didukung oleh beberapa faktor kunci.
Pertama, peningkatan penggunaan internet di daerah pedesaan, didukung oleh infrastruktur pemerintah yang semakin berkembang.
Kedua, penyebaran luas pembayaran berbasis mobile yang memudahkan konsumen dalam berbelanja.
Ketiga, perkembangan pesat produk lokal, yang sering memulai eksistensinya secara online sebelum membuka toko
offline.
Keempat, pengalaman berbelanja menjadi semakin penting baik di kanal
online maupun
offline, mengingat keduanya menawarkan pengalaman yang berbeda. "Terakhir, dorongan dari Gen-Z yang menjadi pendorong utama berkembangnya
omnichannel. Generasi ini memiliki keahlian digital namun tetap menghargai pengalaman berbelanja offline untuk konten yang mereka hasilkan," katanya. "Semua faktor ini bersama-sama membentuk pendorong utama bagi pertumbuhan omnichannel di masa mendatang," imbuh dia. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Jane Aprilyani