Tren penurunan suku bunga topang kenaikan permintaan sukuk



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Tren suku bunga turun, khususnya setelah  Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuannya, sukses membuat jumlah penawaran pada lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara pada Selasa (17/9) meningkat.

Tren kenaikan ini, diperkirakan masih akan berlanjut pada lelang sukuk selanjutnya.

Sebagaimana diketahui, pemerintah sukses meraup dana senilai Rp 7,05 triliun pada lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara pada Selasa (17/9), dari total penawaran yang masuk sebesar Rp 29,03 triliun.

Baca Juga: Kebal sentimen negatif, saham penghuni Jakarta Islamic Index (JII) masih prospektif

Hasil tersebut sedikit lebih tinggi dibandingkan pencapaian lelang sukuk sebelumnya, di mana pemerintah menyerap dana senilai Rp 7 triliun dari total penawaran masuk sebesar Rp 21,81 triliun.

Senior Vice President Recapital Asset Management Rio Ariansyah mengungkapkan, daya serap investor terhadap sukuk jauh lebih tinggi dibandingkan obligasi konvensional. Ini karena, investasi sukuk memiliki efek sangat terbatas terhadap sentimen pasar.

"Kenaikan lebih dikarenakan turunnya suku bunga Bank Indonesia (BI) yang juga menjadi salah satu stimulus," kata Rio kepada Kontan, Selasa (17/9).

Ke depan, Rio memprediksi lelang sukuk akan lebih menarik lagi. Alasannya, peluang harga untuk terus naik masih terbuka lebar seiring dengan tren suku bunga yang turun.

Di sisi lain, efek pendapatan tetap syariah juga dianggap masih sangat langka saat ini. Di mana, dalam setahun pertumbuhan emisinya terbatas, sementara kebutuhannya cukup tinggi.

Baca Juga: Permintaan terhadap sukuk membludak, simak penjelasannya

Meskipun begitu, beberapa sentimen eksternal juga diprediksi masih menjadi perhatian dan berisiko menjadi penggerak penawaran sukuk ke depan. Sentimen tersebut, masih seputar prospek penurunan suku bunga acuan yang bakal dilakukan The Federal Reserve (The Fed) dan juga isu seputar perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China.

"Ada juga ancaman geopolitik dari Iran, tapi belum firm," tambahnya.

Untuk ke depan, Rio memperkirakan prospek imbal hasil sukuk untuk tenor 10 tahun bakal berada di kisaran 6,5% hingga 7%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli