KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sinergi antar aparat penegak hukum mutlak diperlukan untuk meningkatkan efektivitas pengawasan terhadap kegiatan ilegal di berbagai daerah. Guna menguatkan sinergi Bea Cukai secara rutin mengadakan dan menerima kunjungan dari instansi dan aparat penegak hukum lain di antaranya TNI, Kepolisian, dan Badan Narkotika Nasional (BNN). Pada Rabu (3/6), Bea Cukai Bandung menerima kunjungan dari Polda Jawa Barat dan BNN Provinsi Jawa Barat. Kombes Rudy Direktur Narkoba Polda Jawa Barat beserta tim dan Kombes Adri dari BNN Provinsi Jawa Barat, secara terpisah menyampaikan bahwa kunjungan kali ini selain dalam rangka silaturahmi sehubungan dengan jabatan barunya, juga dibahas terkait pemberantasan narkoba di tengah pandemi Covid-19 ini. Kepala Kantor Bea Cukai Bandung, Dwiyono Widodo mengungkapkan bahwa terdapat perubahan tren peredaran narkoba. “Sebelum Covid-19 peredaran narkoba lebih banyak melalui barang bawaan penumpang, saat ini modus barang kiriman banyak digunakan oknum untuk mengirim narkoba," ujar Dwiyono Widodo dalam keterangan resminya, Senin (8/6).
Tren peredaran narkoba berubah, Bea Cukai perkuat sinergi dengan TNI, Polisi, dan BNN
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sinergi antar aparat penegak hukum mutlak diperlukan untuk meningkatkan efektivitas pengawasan terhadap kegiatan ilegal di berbagai daerah. Guna menguatkan sinergi Bea Cukai secara rutin mengadakan dan menerima kunjungan dari instansi dan aparat penegak hukum lain di antaranya TNI, Kepolisian, dan Badan Narkotika Nasional (BNN). Pada Rabu (3/6), Bea Cukai Bandung menerima kunjungan dari Polda Jawa Barat dan BNN Provinsi Jawa Barat. Kombes Rudy Direktur Narkoba Polda Jawa Barat beserta tim dan Kombes Adri dari BNN Provinsi Jawa Barat, secara terpisah menyampaikan bahwa kunjungan kali ini selain dalam rangka silaturahmi sehubungan dengan jabatan barunya, juga dibahas terkait pemberantasan narkoba di tengah pandemi Covid-19 ini. Kepala Kantor Bea Cukai Bandung, Dwiyono Widodo mengungkapkan bahwa terdapat perubahan tren peredaran narkoba. “Sebelum Covid-19 peredaran narkoba lebih banyak melalui barang bawaan penumpang, saat ini modus barang kiriman banyak digunakan oknum untuk mengirim narkoba," ujar Dwiyono Widodo dalam keterangan resminya, Senin (8/6).