JAKARTA. Peredaran uang palsu di Indonesia masih dalam taraf mengkhawatirkan. Agar masyarakat tak tertipu, Bank Indonesia (BI) hari ini resmi menerbitkan satu seri uang rupiah Tahun Emisi (TE) 2016 yang terdiri dari tujuh pecahan uang rupiah kertas dan empat pecahan uang rupiah logam. Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan bahwa data terakhir yang dia ketahui, uang palsu yang beredar berkisar 11 hingga 12 lembar dari 1 juta lembar uang. “Itu uang palsu. Kalau uang rusak, saya belum tahu datanya,” ujar Agus saat peluncuran uang baru, Senin (18/12). Berdasarkan pencarian KONTAN, rasio temuan uang rupiah palsu mengalami tren kenaikan sejak Januari hingga Agustus 2016. Pada Agustus 2016, rasio uang palsu adalah dari satu juta lembar uang beredar, sebanyak 10 lembar palsu. Sebelumnya, pada Januari 2016, dari satu juta lembar uang yang disebar, angka uang palsunya hanya dua lembar.
Tren peredaran uang palsu meningkat
JAKARTA. Peredaran uang palsu di Indonesia masih dalam taraf mengkhawatirkan. Agar masyarakat tak tertipu, Bank Indonesia (BI) hari ini resmi menerbitkan satu seri uang rupiah Tahun Emisi (TE) 2016 yang terdiri dari tujuh pecahan uang rupiah kertas dan empat pecahan uang rupiah logam. Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan bahwa data terakhir yang dia ketahui, uang palsu yang beredar berkisar 11 hingga 12 lembar dari 1 juta lembar uang. “Itu uang palsu. Kalau uang rusak, saya belum tahu datanya,” ujar Agus saat peluncuran uang baru, Senin (18/12). Berdasarkan pencarian KONTAN, rasio temuan uang rupiah palsu mengalami tren kenaikan sejak Januari hingga Agustus 2016. Pada Agustus 2016, rasio uang palsu adalah dari satu juta lembar uang beredar, sebanyak 10 lembar palsu. Sebelumnya, pada Januari 2016, dari satu juta lembar uang yang disebar, angka uang palsunya hanya dua lembar.