KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Dana kelolaan reksadana melanjutkan tren pertumbuhan di September 2024. Perubahan arah suku bunga acuan menjadi salah satu faktor di balik pertumbuhan dana kelolaan reksadana. Untuk diketahui, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat dana kelolaan reksadana sebesar Rp 503,49 triliun per September 2024. Dana kelolaan industri reksadana terus meningkat sejak bulan April- September, setelah turun selama Januari-Maret 2024. Pertumbuhan dana kelolaan paling signifikan periode April-September di kelas aset reksadana pasar uang sebesar Rp 9,32 triliun menjadi Rp 85,56 triliun. Disusul, pertumbuhan dana kelolaan aset pendapatan tetap sekitar Rp 9,15 triliun menjadi Rp 150,37 triliun. Sedangkan, reksadana kelas aset saham mencatatkan arus keluar sebesar Rp 5,19 triliun menjadi Rp 80,98 triliun.
Sementara itu, dana kelolaan alias Asset Under Management (AUM) paling banyak mengalir ke kelas aset reksadana pendapatan tetap di September 2024. Kemudian ke aset reksadana campuran. Sedangkan, reksadana saham dan reksadana pasar uang catatkan arus keluar dana kelolaan selama bulan lalu.
Baca Juga: Dana Kelolaan Reksadana April – September Meningkat, Masuk ke Pasar Uang dan Obligasi Senior Vice President, Head of Retail, Product Research & Distribution Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM), Reza Fahmi, melihat, pemangkasan suku bunga merupakan faktor dibalik reksadana obligasi dan pasar uang lebih menarik bagi investor. Sebagaimana diketahui, ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan sudah mencuat sejak awal tahun ini. Hingga akhirnya, The Fed memangkas suku bunga sebesar 50 bps menjadi 4,75-5,0% pada pertemuan September 2024. Bank Indonesia (BI) juga mengambil keputusan serupa dengan menurunkan suku bunga acuan BI Rate dari 6,25% menjadi 6%. Selain itu, Reza menyoroti, belakangan ini selera investasi di kalangan investor tanah air masih konservatif atau moderat. Sehingga wajar apabila lebih banyak yang memilih berinvestasi reksadana pasar uang ataupun obligasi. Pada dasarnya, literasi dan inklusi keuangan di Indonesia juga masih cenderung rendah, khususnya jika dibandingkan negara tetangga. Oleh karena itu, bisa dikatakan bahwa peningkatan dana kelolaan di kelas aset aman seiring masih banyaknya investor pemula. "Di sisi lain, volatilitas pasar saham belakangan ini berkat gejolak geopolitik maupun lainnya, juga berpengaruh bagi dana kelolaan, sehingga investor memilih produk yang cenderung lebih stabil," kata Reza saat dihubungi Kontan.co.id, Sabtu (12/10). Kendati demikian, Reza menuturkan, secara keseluruhan dana kelolaan industri reksadana terus bertumbuh dalam enam bulan terakhir. Pertumbuhan dana kelolaan ini tidak terlepas dari kondisi ekonomi yang stabil, serta kebijakan dan regulasi investasi yang meningkatkan kepercayana investasi di reksadana. Menurut Reza, tren dana kelolaan reksadana meningkat masih akan berlanjut hingga akhir tahun khsusnya di kelas aset pendapatan tetap dan pasar uang. Faktor-faktor seperti kebijakan suku bunga, stabilitas ekonomi, dan literasi investasi akan terus memengaruhi pasar keuangan. "Dana kelolaan reksadana diperkirakan akan terus meningkat, meskipun dengan laju yang lebih lambat dibandingkan tahun sebelumnya," ucapnya. Adapun dana kelolaan Henan Asset per Akhir September 2024, berjumlah sekitar Rp 8,02 triliun. Nilai AUM tersebut telah meningkat dari posisi bulan Januari yang sebesar Rp 7,57 triliun.
Baca Juga: Manajer Investasi Lokal Mendominasi Dana Kelolaan Reksadana Reza menyebutkan, Henan Asset senantiasa mengejar ambisi untuk menyediakan produk-produk yang berkualitas, sambil mengelola risiko khususnya dalam menghadapi berbagai gejolak pasar seperti koreksi, regulasi baru, faktor geopolitik dan lainnya. Bagian dari upaya-upaya HPAM termasuk perkembangan produk baru dan perluasan kerja sama dengan berbagai APERD maupun mitra lainnya. Langkah tersebut demi membuka akses terhadap produk untuk investor dan masyarakat secara luas. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat