Tren positif sektor freight forwading di Indonesia



KONTAN.CO.ID - Tumbuhnya neraca perdagangan Indonesia pada semester I ini, membuat Asosiasi Logistik dan Forwader Indonesia (ALFI) memprediksi sektor freight forwarder dari layanan logisitik di Indonesia dapat tumbuh hingga akhir tahun.

"Dalam berbicara ekspor dan impor, kegiatan air freight dan sea freight tumbuh sebesar 3% jika dibandingkan tahun lalu," terang Yukki selaku Ketua Umum ALFI kepada Kontan.co.id, Jumat (22/9).

Hal tersebut membuat Yukki memprediksi total transaksi untuk sektor freight forwarder di Indonesia akan mencetak nilai US$ 3 miliar dengan Sea Fright Forwarding (SFF) akan lebih dominan dibandinglan Air Freight Forwarding (AFF). Layanan melalui laut atau SFF akan menyumbang US$ 1,8 miliar dan layanan udara atau AFF sebesar US$ 1,2 miliar.


Selain pertumbuhan secara tahunan, Yukki juga menyatakan sektor freight forwading Indonesia hingga akhir tahun akan tumbuh sebesar 11,8% secara Compound Annual Growth Rate (CAGR), untuk periode 2013-2017.

Produk-produk Indonesia yang menyumbang aktivitas ekspor, Yukki masih menganggap Indonesia masih mengandalkan produk migas. "Selain itu juga ada beberapa yang lain seperti textile, alas kaki, makanan dan mimuman berikut juga produk-produk UKM," ujar Yukki.

Untuk kegiatan impor, Yukki masih menganggap sektor manufaktur seperti otomotif masih mendominasi aktivitas impor di Indonesia.

Senada dengan prediksi dari ALFI, Jimmy Sudirgo selaku GM Strategy Management PT Kamadjaja Logistics optimistis sektor freight forwarder miliknya dapat tumbuh hingga 15% hingga akhir tahun ini, walau semester 1 masih minim pertumbuhan.

"Untuk semester 1 growth-nya single digit, karena banyak customer besar terutama dari sektor retail yg mengalami kontraksi. Namun semester 2 ini kami optimis minimal diatas 10-15% karena client kami dari sektor lain yang naik," terang Jimmy kepada Kontan, Jumat (22/9).

Penyedia layanan logistik lainnya, PT Bhanda Ghara Reksa (BGR) juga menyatakan sektor freight forwarder miliknya tumbuh di tahun ini. Fuad Adi Siswoyo selaku Sekretaris Perusahaan mengaku pendapatan dari jasa freight forwarder sebesar Rp 353,6 miliar hingga Agustus atau tumbuh 5% secara tahunan.

Maka dari itu, untuk seluruh jasa layanan logistik dari BGR, Fuad optimistis dapat membukukan pendapatan hingga Rp 1,3 triliun hingga akhir 2017.

"Strateginya dengan terus melakukan peningkatan kualitas pelayanan, optimalisasi fasilitas yang dimiliki perusahaan yang mendukung jasa tersebut, dan terus melakukan sinergi bisnis dengan berbagai BUMN serta pihak swasta yang membutuhkan jasa pelayanan distribusi," ujar Fuad kepada Kontan, Jumat (22/9).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia