JAKARTA. Properti hijau atau properti ramah terhadap lingkungan, sudah menjadi tren dan menjadi daya tarik di mata konsumen tertentu. Tidak heran jika banyak pengembang berlomba-lomba mengklaim proyeknya sebagai properti hijau. Menurut Chairperson Green Building Council Indonesia (GBCI) Naning Adiwoso, tren properti hijau mulai terasa di Indonesia dua tahun terakhir. "Dulu orang mencari rumah hanya melihat rumahnya saja, sekarang sudah mulai melihat ada pepohonannya atau tidak," ujar Naning. GBCI merupakan anggota World Green Building Council (WGBC) yang berpusat di Toronto, Kanada. Sebenarnya, untuk masuk kategori ramah lingkungan, sebuah bangunan tak cukup hanya dengan memiliki taman atau pepohonan. Ada sejumlah kriteria, termasuk desain dan material yang digunakan.
Tren properti hijau mulai tumbuh
JAKARTA. Properti hijau atau properti ramah terhadap lingkungan, sudah menjadi tren dan menjadi daya tarik di mata konsumen tertentu. Tidak heran jika banyak pengembang berlomba-lomba mengklaim proyeknya sebagai properti hijau. Menurut Chairperson Green Building Council Indonesia (GBCI) Naning Adiwoso, tren properti hijau mulai terasa di Indonesia dua tahun terakhir. "Dulu orang mencari rumah hanya melihat rumahnya saja, sekarang sudah mulai melihat ada pepohonannya atau tidak," ujar Naning. GBCI merupakan anggota World Green Building Council (WGBC) yang berpusat di Toronto, Kanada. Sebenarnya, untuk masuk kategori ramah lingkungan, sebuah bangunan tak cukup hanya dengan memiliki taman atau pepohonan. Ada sejumlah kriteria, termasuk desain dan material yang digunakan.