Tren Risiko Kredit Menurun, Bankir Tetap Berhati-hati



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Risiko kredit perbankan tampak mengalami tren perbaikan atau penurunan secara berturut-turut sepanjang tiga bulan pertama tahun 2024. Hal tersebut tercermin dari rasio Loan at Risk (LaR) yang bergerak turun.

Meski demikian, beberapa bankir tetap terlihat lebih hati-hati untuk menjaga risiko kredit yang dimiliki. Mengingat, kondisi ekonomi global saat ini bisa dibilang memiliki volatilitas yang tinggi.

Mengacu data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Maret 2024, rasio LaR secara industri perbankan berada di level 11,1% atau turun dari periode sama tahun lalu yang berada di level 13,94%. Namun, angka LaR masih sedikit lebih tinggi dari posisi akhir tahun yang berada di level 10,94%.


Baca Juga: Risiko Kredit Perbankan di Segmen UMKM Mulai Meningkat Seiring Kenaikan Suku Bunga

Direktur Keuangan PT Bank Mandiri Tbk Sigit Prastowo membenarkan kondisi penurunan LaR juga terlihat di bank berlogo pita emas ini. Ia bilang penurunan tersebut merupakan hasil dari diversifikasi portofolio sesuai risk-appetite yang telah ditetapkan oleh bank.

Adapun, per Maret 2024, bank berkode saham BMRI ini mencatat LaR berada di level 8,43% dan lebih rendah dari industri. Secara tahunan, rasionya juga mengalami penurunan dari periode sama di tahun sebelumnya yang sebesar 11,3%.

"Bank Mandiri juga mengembangkan berbagai credit risk tools seperti Early Warning Signal guna mendeteksi debitur yang berpotensi mengalami pemburukan kualitas,” ujar Sigit.

Sebagai salah satu aksi antisipasi, Sigit bilang Bank Mandiri juga secara rutin melakukan stress test dengan meng-assess dampak pemburukan variabel makroekonomi, termasuk adanya kenaikan suku bunga acuan. 

Ia menyebutkan berdasarkan hasil stress test Bank Mandiri terbaru, bank melihat hasilnya adalah tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap kualitas kredit Bank Mandiri.

”Dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi global yang masih belum stabil, Bank Mandiri tetap berhati-hati dalam melakukan akuisisi dan membentuk pencadangan,” tambahnya.

EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F. Haryn melihat penurunan LaR sebagian besar disebabkan debitur yang kembali melakukan pembayaran pinjaman secara normal, seiring pemulihan bisnis debitur dan perbaikan kondisi ekonomi.

Per Maret 2024, bank milik Djarum Grup ini mencatat LaR di level 6,6%. Capaian tersebut membaik dari periode kuartal I-2023 yang masih ada di kisaran 9,8%. Menurut Hera, ini mencerminkan kualitas kredit di BCA terus membaik.

Baca Juga: Sejumlah Bank Catatkan Pertumbuhan Penyaluran Kredit pada Kuartal I-2024

Ke depan, Hera berharap rasio LaR akan tetap terjaga seiring membaiknya kualitas kredit yang disalurkan BCA. Sejalan dengan itu, BCA tetap menjaga nilai CKPN yang memadai, dengan NPL coverage sebesar 220,3% dan LAR coverage sebesar 71,9%. 

“Kami senantiasa menerapkan manajemen risiko yang disiplin agar penyaluran kredit tetap pruden dan rasio LAR tetap terjaga,” ujarnya.

Sementara itu, Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan berpandangan tren penurunan LaR sudah berada di level rendah. Artinya, lanjutan penurunan LaR berpotensi kecil namun juga tidak akan ada kenaikan rasio LaR atau bisa dibilang stabil.

Hingga Maret 2024, rasio LaR yang dimiliki CIMB Niaga berada di level 10,9%. Capaian tersebut lebih rendah dari posisi Maret 2023 maupun Desember 2023, yang masing-masing berada di level 13,9% dan 11,2%.

Month on Month bisa ada pergerakan sedikit dari sisi ratio tetapi lebih karena loan balance yang tumbuh relatif lebih mild,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi