Tren suku bunga naik, Bank Jatim hindari sektor swasta



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Suku bunga perbankan perbankan diproyeksi bakal mengalami peningkatan pada tahun ini. Hal tersebut dikarenakan Bank Indonesia (BI) sudah menaikkan suku bunga acuannya BI 7-day reverse repo rate (7DRR) sebanyak dua kali pada bulan Mei 2018 lalu.

Selain itu, sentimen kenaikan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS) pun menjadi pemicu kembali naiknya BI 7DRR pada akhir Juni 2018 mendatang.

Dus, bila suku bunga naik maka ada potensi risiko kredit alias non-performing loan (NPL) perbankan bakal meningkat. Untuk menghindari menanjaknya NPL, Direktur Keuangan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk Ferdian Satyagraha sudah menyusun strategi.


Salah satunya antara lain selektif dalam memberikan kredit, terutama ke sektor korporasi. Bank bersandi emiten bursa BJTM ini juga tengah menghindari pemberian kredit dalam jumlah besar kepada debitur/sektor swasta.

Menurut Ferdian, saat ini perseroan lebih memilih fokus menyalurkan pembiayaan ke proyek yang dibiayai oleh Pemerintah."Trennya ada potensi (kenaikan NPL) terutama segmen korporasi. Sehingga Bank Jatim lebih selektif dengan memberi kredit korporasi kepada Pemerintah saja," ungkapnya kepada Kontan.co.id, Senin (25/6).

Lewat langkah ini, pihaknya yakin laju NPL akan dapat ditekan. Hal ini tercermin dari posisi NPL net Bank Jatim sampai akhir Juni yang dijaga rendah pada level 0,46%.

Adapun, pada bulan April 2018 lalu pihaknya mengatakan posisi NPL per April 2018 berada di level 4,81%. Bank milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur ini mematok NPL di kisaran 4,4%-4,6% pada akhir Semeter I 2018. Sementara hingga akhir tahun, secara NPL gross pihaknya memasang target 3,7%.

Di sisi lain, Direktur Utama PT Bank Mayapada Internasional Tbk Hariyono Tjahjarijadi mengatakan walau suku bunga naik, NPL belum tentu naik.

Menurutnya, sepanjang pertumbuhan ekonomi secara makro menguat maka tidak ada alasan NPL naik. Pun, sampai saat ini Bank Mayapada belum mencatat adanya NPL baru pasca naiknya suku bunga acuan. "Banyak faktor saling terkait, sepanjang pertumbuhan ekonomi menguat, permintaan meningkat. Maka outlooknya pada akhir tahun lebih positif," tuturnya.

Catatan saja, per akhir kuartal pertama lalu Bank Mayapada mencatatkan kenaikan NPL sebesar 201 basis poin (bps) secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi 3,69%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia