Tren suku bunga naik, BI akan pangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi 2019



KONTAN.CO.ID - SUKOHARJO. Bank Indonesia (BI) memutuskan kembali menaikkan tingkat suku bunga acuan alias 7-Days Reverse Repo Rate (7-DRRR) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6% di bulan November 2018. Di tengah tren kenaikan suku bunga tersebut, BI pun akan memangkas outlook pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun 2019.

"Dengan naiknya suku bunga yang makin tinggi, kami memotong outlook pertumbuhan ekonomi 2019 menuju kisaran yang lebih rendah," ujar Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo, Sabtu (17/11).

Dody menjelaskan, hal tersebut merupakan konsekuensi dari kebijakan BI mengerek suku bunga demi mencegahnya defisit transaksi berjalan yang kian melebar. Pasalnya, saat ini BI memang tengah fokus mengambil kebijakan moneter yang berbasis perkembangan kondisi neraca pembayaran atau balance of payment driven monetary policy.


"Kami melihat defisit transaksi berjalan (CAD) masih harus dibantu untuk dikurangi, sesuai dengan perkiraan kami di tahun ini akan di bawah 3% dari PDB," kata Dody.

Oleh karena itu,  imbuh Dody, BI perlu menaikkan suku bunga untuk meredam permintaan domestik yang sekarang ini masih tumbuh sekitar 7%.

Sayangnya, Dody enggan menyebut gamblang berapa outlook BI terhadap pertumbuhan ekonomi 2019. Sebelumnya, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan berada di kisaran 5,1%-5,5%.

"Kami tunda dulu pengumuman outlook (pertumbuhan ekonomi) sampai Pertemuan Tahunan BI akhir November nanti. Di forum akan kami sampaikan secara penuh," ujar Dody.

Adapun, kenaikan suku bunga diyakini BI akan menggiring CAD turun dan masuk ke level 2,5% dari PDB sesuai proyeksi BI untuk tahun depan. Tambah lagi, beragam kebijakan sektor riil yang telah diambil dapat mulai memberi dampak sehingga mampu menyangga akselerasi pertumbuhan ekonomi ke depan.

Sementara, BI memproyeksi akhir tahun ini pertumbuhan ekonomi mencapai 5,1%, dengan tingkat inflasi 3,2%, serta CAD di bawah level 3% dari PDB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat