Tren Suku Bunga Tinggi, Bank Kecil Berlomba Incar Dana Murah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren suku bunga tinggi terkadang membuat perbankan memiliki permasalahan dalam menyesuaikan biaya dana yang dikeluarkan. Oleh karenanya, perburuan dana murah atau kerap dikenal CASA menjadi salah satu cara untuk tetap mencari cuan yang tinggi.

Sayangnya, tak banyak bank yang memiliki rasio CASA yang besar dalam komposisi Dana Pihak Ketiga (DPK) mereka. Di mana, bank-bank kecil lah yang terkadang memiliki kondisi seperti itu.

Ambil contoh, PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP) yang per November 2023 memiliki rasio CASA sekitar 21,06% atau senilai Rp 2,8 triliun. Di mana, total DPK yang dimiliki bank milik MNC Group senilai Rp 13,49 triliun.


Baca Juga: OJK Telah Meminta Bank Blokir 85 Rekening Terkait Pinjaman Online Ilegal

Presiden Direktur BABP Rita Montagna bilang tahun depan memproyeksikan rasio CASA bisa berada di kisaran 29%. Layanan keuangan digital MNC Bank menjadi salah satu kunci untuk mencapai target t melalui kemudahan fitur pembukaan rekening secara online.

Rita menyadari saat ini ada beberapa tantangan dalam mencari dana murah. Tak hanya suku bunga acuan, tantangan lain adalah tingkat persaingan industri yang semakin ketat.

“Kini bank tidak hanya bersaing dengan bank, namun juga dengan fintech,” ujarnya.

Oleh karenanya, Rita bilang pihaknya  menyelenggarakan berbagai promosi dan pemasaran yang bersinergi dengan ekosistem media MNC Grup dalam rangka meningkatkan brand awareness dan produk-produk maupun program-program Bank kepada masyarakat termasuk melalui digital marketing.

Perburuan dana murah pun juga dilakukan oleh PT Bank of India Indonesia Tbk (BSWD) yang per September 2023 memiliki rasio CASA di level 18,07%, lebih tinggi dari akhir tahun lalu di 17,13%. Nilai CASA yang dimiliki saat ini senilai Rp 496 miliar.

Direktur Utama BSWD Raharjo Satrio Unggul optimistis bisa menaikkan rasio tersebut karena masih memiliki basis nasabah industri dan komunitas yang belum secara optimal digarap, namun sudah dilakukan pendekatan ulang.

“Target casa ratio di level 25%,” ujarnya.

Baca Juga: Menilik Prospek Saham Perbankan 2024 di Tengah Tren Suku Bunga yang Masih Tinggi

Untuk mencapai target tersebut, pihaknya pun mulai mengembangkan produk baru yang pada dasarnya adalah perluasan dari produk yang ada untuk bisa memberi alternatif baru bagi nasabah lama maupun nasabah potensial dari komunitas.

Selain itu, pihaknya juga memperkenalkan sistem operasi baru termasuk layanan internet dan mobile banking. Di mana, itu menumbuhkan optimisme yang akan menunjang pencapaian target CASA yang cukup besar. 

“Tentu saja tantangan yang ada adalah dari pemain lama yang sudah lebih established,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .