Tren transaksi CPO di bursa lokal menurun



JAKARTA. Tren transaksi minyak kelapa sawit alias crude palm oil (CPO) dan produk turunannya yakni olein di bursa lokal diprediksi melemah hingga akhir tahun ini. Kondisi ini seiring dengan kondisi harga kontrak CPO di pasar spot yang juga dalam tren penurunan.

Tengok saja harga CPO untuk kontrak pengiriman Januari 2013 di Bursa Malaysia, Senin (19/11), pukul 16.00 WIB, berada di level RM 2.457 per ton. Meski naik 1,15% dari sehari sebelumnya, namun dalam sebulan, harga kontrak CPO itu telah melemah 3,27%.

Analis Philip Futures Indonesia, Juni Sutikno, bilang, CPO saat ini tidak menarik. Apalagi, secara historis, perdagangan CPO di akhir tahun cenderung sepi. Investor cenderung wait and see. "Investor menunggu hingga pergantian tahun untuk menentukan strategi selanjutnya," ujarnya, kemarin.


Toh begitu, volume transaksi olein di Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) sepanjang Oktober 2012 naik 28,45% menjadi 3.625 lot dibanding transaksi sebulan sebelumnya. Dibanding transaksi pada Oktober 2011, volume transaksi olein di BBJ menanjak 202,58% (lihat tabel).

Harga tidak menarik

Sementara, volume transaksi CPO di Indonesia Commodity and Derivative Exchange (ICDX) juga terlihat naik. Volume transaksi CPO untuk pengiriman November 2012 sebanyak 14.096 lot. Jumlah ini meningkat dari transaksi untuk pengiriman Oktober 2012 yang sejumlah 8.882 lot.

Juni bilang, meski volume transaksi CPO naik 58,70%, namun tren volume transaksi CPO di bursa lokal turun. Ia mencontohkan, volume transaksi untuk kontrak pengiriman Februari 2012 turun sebesar 6% dari kontrak pengiriman Januari 2012.  

Saat ini, cadangan CPO Malaysia kini mencapai sekitar 2,6 juta ton. Cadangan yang melimpah itu akibat kapasitas produksi CPO Malaysia melampaui aktivitas ekspor. Perlambatan ekonomi global menjadi pemicu melemahnya permintaan CPO ini.  

Kepala Bagian Pengembangan Produk ICDX, Retno Manuputty, memprediksi, tren harga CPO dan rutinitas perdagangan CPO akan terus turun hingga pertengahan tahun depan. Itu karena CPO sedang tidak menarik minat pembeli.

Pabrik-pabrik yang membutuhkan CPO sebagai bahan baku produk tetap membeli CPO karena kebutuhan. Tapi, para trader menghindari pembelian CPO di pasar lokal.  Juni memproyeksikan, harga CPO akan kembali normal pada akhir Januari akhir atau Februari 2013.

"Indonesia dan Malaysia sebagai negara produsen CPO terbesar dunia, akan mengambil langkah untuk menyelamatkan harga CPO," kata Juni. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini