Tren Transaksi Menggunakan LinkAja Terus Mengalami Peningkatan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dompet digital menjadi salah satu alternatif pembayaran online yang diminati oleh masyarakat karena kemudahan dalam melakukan transaksi secara digital melalui smartphone. Apalagi, sejak pandemi, sebagian besar masyarakat memilih untuk mengurangi transaksi tunai dengan kebiasaan bertransaksi berubah menjadi cashless (pembayaran tanpa uang tunai).

Dengan demikian, tren transaksi menggunakan dompet digital terus mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Salah satu pemain di bisnis dompet digital yaitu LinkAja. Berdasarkan data metrik pengguna LinkAja, kinerja LinkAja di Oktober 2022 mengalami peningkatan pendapatan yang cukup signifikan dibandingkan pada bulan September 2022.

Chief Executive Officer LinkAja Yogi Rizkian Bahar mengatakan, per Oktober 2022, LinkAja telah mencatatkan lebih dari 87 juta pengguna yang terdaftar di platform LinkAja. Pengguna di luar provinsi DKI Jakarta juga memperlihatkan geliat pertumbuhan positif.


Baca Juga: Pengguna LinkAja Syariah Bisa Tarik Tunai Lewat ATM BSI

"Dilihat dari sisi pendapatan, kami mengalami kenaikan yang cukup signifikan di kisaran 10%-15% dibandingkan dengan bulan sebelumnya," kata Yogi kepada KONTAN Rabu (9/11).

Yogi bilang, penggerak terbesar atas peningkatan didapatkan dari segmen transportasi, setelah LinkAja melakukan kerja sama dengan PT Kereta Commuter Indonesia dan GoJek.

"Pengguna setia (loyal user) LinkAja pun memberikan kontribusi yang besar dalam kenaikan pendapatan ini," sambungnya.

Yogi menambahkan, baik pengguna LinkAja maupun LinkAja Syariah dari segi pengguna bertumbuh positif dengan mengedepankan penggunaan QR Code Indonesian Standard (QRIS) sebagai salah satu pilihan metode transaksi.

Pertumbuhan ini terbantu melalui giatnya LinkAja dalam mensosialisasikan perluasan penggunaan QRIS pada merchant offline sejak awal bergabung sebagai Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP), yang merupakan salah satu implementasi dukungan LinkAja untuk berkontribusi dalam mencapai target Bank Indonesia untuk 45 juta UMKM pengguna QRIS di tahun 2023. 

Berdasarkan data internal LinkAja, nilai transaksi QRIS segmen ritel melalui LinkAja tumbuh hingga 600% dibandingkan periode yang sama tahun 2021, diikuti dengan peningkatan jumlah pengguna hingga 280 persen.

"Ke depannya, LinkAja berencana untuk memperluas adopsi layanan keuangan digital, membangun solusi keuangan digital yang komprehensif, dan menyatukan beragam potensi dalam ekosistem BUMN," ujar Yogi.

Baca Juga: LinkAja Mempercepat Adopsi Pembayaran Digital UMKM Indonesia lewat E-Wallet

Yogi menuturkan, LinkAja Syariah juga mencatat kinerja baik dengan pertumbuhan transaksi QRIS, ZISWAF (Zakat, Infaq/Sedekah, dan Wakaf) di lembaga zakat, maupun masjid (segmen non-profit merchants) dengan catatan peningkatan jumlah transaksi hingga lebih dari 50% dan besaran nilai transaksi yang meningkat pesat lebih dari dua kali lipat dibandingkan periode sama di tahun lalu.

Adapun, di tahun 2022 LinkAja berfokus pada 2 sided business model yang memungkinkan LinkAja untuk memiliki bisnis yang lebih profitable dan sustainable, melalui low cost user, profitable use case, serta rantai pasok end-to-end tradisional dan digital.

"Ekosistem BUMN menjadi key competitive advantage LinkAja, salah satunya melalui digitalisasi rantai pasok tradisional secara end-to-end dari tingkat principal hingga pengecer dengan menyediakan solusi finansial dan penyedia produk digital," pungkas Yogi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .