Trending Topics: Tip investasi Warren Buffett, Truk tidak bisa sembarang masuk tol



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah isu yang Kontan.co.id angkat kemarin (18/9) jadi trending topics. Misalnya, Warren Buffett menyarankan untuk berinvestasi di bisnis yang bisa dijalankan orang bodoh.

Lalu, penyebab harga CPO kembali melonjak, dan truk tidak bisa sembarangan masuk jalan tol. Berikut artikel Kontan.co.id yang menjadi trending topics:

Berinvestasilah di bisnis yang bisa dijalankan orang bodoh


Warren Buffett, dalam sebuah wawancara dengan Komisi Penyelidikan Krisis Keuangan atau Financial Crisis Inquiry Commission (FCIC) pada Mei 2010, mengatakan bahwa seseorang harus berinvestasi dalam bisnis yang bisa dijalankan oleh orang bodoh.

Wawancara terungkap dari dokumen yang tidak terpakai dari Arsip Nasional. Dokumen yang merilis transkrip, agenda rapat, dan perjanjian kerahasiaan dari FCIC. Komisi ini dibentuk setelah krisis oleh Kongres untuk melihat penyebab peristiwa tersebut.

Ketika ditanya oleh FCIC apa yang membuat Buffett tertarik pada manajemen Moody's, lembaga pemeringkat kredit yang menjadi pusat dari bencana sekuritas yang didukung hipotek, ketika ia melakukan investasi awal, Buffett menjawab:

"Saya tidak tahu apa-apa tentang manajemen Moody. Saya sering mengatakan dalam laporan dan juga di mana pun, ketika manajemen dengan reputasi cemerlang dipasangkan dengan sebuah bisnis dengan reputasi ekonomi buruk, reputasi bisnis tetap utuh.

Baca Juga: Warren Buffett: Berinvestasilah di bisnis yang bisa dijalankan orang bodoh

Ini penyebab harga CPO kembali melonjak

Harga minyak kelapa sawit alias crude palm oil (CPO) kembali melonjak. Selasa (17/9), harga CPO kontrak pengiriman November 2019 di Malaysia Derivative Exchange naik 3,05% ke level RM 2.257 per metrik ton. Dalam sepekan terakhir, harga CPO telah naik 2,31%.

Direktur Garuda Berjangka Ibrahim menyampaikan, ada beberapa faktor yang membuat harga CPO menanjak belakangan ini. Salah satunya dampak dari kebijakan politik pemerintah Indonesia yang mendorong penggunaan B50 atau pencampuran 50% minyak sawit ke dalam bahan bakar minyak (BBM).

Editor: S.S. Kurniawan