Trikomsel menggeser toko ke pinggiran Jakarta



JAKARTA. Setelah tercapai kesepakatan damai soal restrukturisasi utang (PKPU), PT Trikomsel Oke Tbk (TRIO) mulai menuju babak baru dalam mengarungi bisnis pada tahun ini. Perusahaan ritel ini berharap, bisa terjadi pertumbuhan bisnis di akhir tahun 2017.

Salah satu strategi adalah memperluas penjualan gadget. Seperti mendirikan gerai berlabel Hapeku. Ini adalah gerai penjualan ponsel dan aksesori yang sengaja didirikan di sekitar area perumahan. Terutama Botabek atau Bogor, Tangerang dan Bekasi alias pinggiran Jakarta.

Menurut Sugiyono Wiyono, Presiden Direktur Trikomsel Oke, strategi penjualan gerai Hapeku berbeda dengan gerai sejenis milik perusahaan yaiut Oke Shop atau Global Teleshop. Bila dua gerai terakhir lebih banyak berada di pusat belanja dan menjajakan merek ponsel kelas premium seperti Samsung,, maka di gerai Hapeku justru lebih banyak menjual ponsel dengan harga lebih murah.


Misalnya saja ponsel merek Vivo atau bisa juga Oppo. "Gaya belanja orang mulai berubah. Bila beli Samsung ke mal, tapi untuk ponsel murah seperti Oppo atau Vivo bisa di sekitar rumah," katanya, Kamis (22/6).

Dengan cara ini ia berharap, bisa mengurangi beban operasional perusahaan hingga 20%. Maklum, biaya sewa di mal pasti lebih mahal ketimbang di area perumahan.

Sejauh ini sudah ada dua gerai Hapeku yang beroperasi dan bakal ada tambahan satu gerai lagi usai Lebaran nanti. Adapun di kuartal III nanti, Trikomsel akan membuka lima sampai enam toko Hapeku lagi. "Kalau kondisi sudah solid, kami coba ke wilayah Jawa Barat," tukasnya.

Sedangkan gerai yang ada di mal, seperti Oke Shop dan Global Teleshop, perusahaan ini bakal mengutamakan menjual ponsel merek Samsung. Atau bisa juga merek lain tapi yang lagi populer dan banyak konsumen cari.

Dengan rencana bisnis tersebut, Trikomsel menargetkan bisa meraup pertumbuhan bisnis hingga 45%, dari Rp 1,71 triliun pada tahun lalu menjadi Rp 2,5 triliun di akhir tahun ini.

Catatan saja, tahun lalu, perusahaan ini masih menanggung rugi sebesar Rp 504,99 miliar akibat beban utang yang membelit dan performa bisnis yang kurang menguntungkan dalam beberapa tahun terakhir. Imbasnya dalam dua tahun terakhir Trio menutup sebanyak 529 toko dari 800 toko, tinggal 271 toko

Padahal, pendapatan Trikomsel di tahun 2015 silam bisa mencapai Rp 6,8 triliun. Tapi lantaran masih terjadi proses restrukturisasi utang di masa itu, maka nilai kerugian perusahaan ini tercatat Rp 8,7 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini