KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Baru-baru ini, PT Trinitan Metals & Minerals Tbk (PURE) menandatangani surat kesepakatan bersama pembangunan smelter nikel di Kawasan Ekonomi Khusus Palu dengan PT Bangun Palu Sulawesi Tengah. Kedua belah pihak sepakat untuk mewujudkan pembangunan smelter nikel di atas lahan seluas 200 hektare (ha) yang berlokasi di lingkungan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Palu. Sebagai informasi, PURE merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pengembangan teknologi pemurnian mineral, pengelolaan limbah pertambangan, dan eksplorasi tambang. Salah satu pengembangan yang sedang dilakukan oleh PURE adalah pemanfaatan teknologi hidrometalurgi step temperature acid leach (STAL) di Indonesia untuk melakukan proses pemurnian berlapis, sehingga menghasilkan limbah padat yang sangat minim serta penggunaan air dan energi yang minimal. Direktur Utama Trinitan Metals and Minerals Petrus Tjandra mengatakan, pihaknya akan bekerja sama dengan Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) untuk menyerap bijih nikel laterit kadar rendah atau di bawah 1,7% dari para penambang nikel.
Trinitan Metals & Minerals (PURE) akan membangun smelter nikel di KEK Palu
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Baru-baru ini, PT Trinitan Metals & Minerals Tbk (PURE) menandatangani surat kesepakatan bersama pembangunan smelter nikel di Kawasan Ekonomi Khusus Palu dengan PT Bangun Palu Sulawesi Tengah. Kedua belah pihak sepakat untuk mewujudkan pembangunan smelter nikel di atas lahan seluas 200 hektare (ha) yang berlokasi di lingkungan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Palu. Sebagai informasi, PURE merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pengembangan teknologi pemurnian mineral, pengelolaan limbah pertambangan, dan eksplorasi tambang. Salah satu pengembangan yang sedang dilakukan oleh PURE adalah pemanfaatan teknologi hidrometalurgi step temperature acid leach (STAL) di Indonesia untuk melakukan proses pemurnian berlapis, sehingga menghasilkan limbah padat yang sangat minim serta penggunaan air dan energi yang minimal. Direktur Utama Trinitan Metals and Minerals Petrus Tjandra mengatakan, pihaknya akan bekerja sama dengan Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) untuk menyerap bijih nikel laterit kadar rendah atau di bawah 1,7% dari para penambang nikel.