KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perintis Triniti Properti Tbk (
TRIN) gencar ekspansi pada tahun ini. Perusahaan yang kerap dikenal dengan nama Triniti Land ini tengah membangun kawasan superblok Marc's Boulevard di Batam. Nilai proyek ini diperkirakan mencapai Rp 5 triliun hingga Rp 6 triliun. Triniti Land akan membangun proyek
mixed-use ini di atas lahan seluas 23 hektare (ha) yang nantinya terdiri dari lima kawasan. Perusahaan properti ini akan membangun tiga tower condovilla berjumlah 279 unit dan shop house 20 unit yang rencananya akan selesai pada tahun 2028. Untuk menutup kebutuhan dana, Triniti Land akan menggunakan 35% dana hasil IPO. Selain dari dana IPO, perusahaan yang mencatatkan saham di BEI pada 15 Januari 2020 ini berencana menggunakan kas internal dan pinjaman perbankan untuk mengembangkan kawasan superblok tersebut.
Direktur Utama Triniti Land Ishak Chandra mengatakan, pihaknya juga tengah fokus menjual tower 2 Collins Boulevard Serpong. Tower 2 tersebut juga dikenal dengan nama The Scott Home Studio yang dibuat untuk kaum milenial. Adapun proyek Collins Boulevard Serpong ini dibangun pada tahun 2017 dan ditargetkan selesai pada tahun 2024. Dari dua proyek tersebut, Triniti Land membidik pasar kelas menengah atas dan kaum milenial. “Kami membidik pasar menengah hingga premium. Kami juga ingin membidik segmen pasar milenial. Tentu saja beberapa strategi kami lakukan, salah satunya dengan memperkenalkan proyek baru kami yang mengadaptasi konsep yang dibutuhkan pasar seperti
co-living space,” kata Ishak kepada Kontan.co.id, Kamis (13/2).
Baca Juga: Baru Melantai di Bursa Saham, Perintis Triniti (TRIN) Pasang Target Ambisius Perusahaan berkode saham TRIN ini memilih Batam sebagai lokasi mega proyek lantaran wilayah ini dinilai memiliki potensi pasar yang menarik karena pertumbuhan penduduk yang sangat pesat. Selain itu
property index growth Batam juga dinilai paling tinggi dibandingkan semua kota di Indonesia. Dua proyek unggulan tersebut bakal berkontribusi 20% terhadap target pendapatan pra penjualan
(marketing sales) Triniti Land tahun ini. TRIN menargetkan
marketing sales tahun ini bisa mencapai Rp 600 miliar-Rp 800 miliar dengan target laba Rp 110 miliar. Target tersebut tumbuh 50%-100% dari target tahun 2019 yang ditetapkan sebesar Rp 400 miliar. Adapun realisasi
marketing sales 2019 Triniti Land baru tercatat 84%. Selain dua proyek unggulan tersebut, Perintis Triniti juga tengah memproses penyelesaian beberapa proyek antara lain Yukata Suites dan The Smith yang ditargetkan selesai di tahun ini. Yukata Suites merupakan proyek kerjasama operasi (KSO) bersama PT Waskita Karya Realty. Saat ini Yukata Suites telah terjual 92%. “Untuk Yukata Suites akan diserahterimakan segera. Sedangkan The Smith sudah melakukan
topping off akhir tahun lalu,” imbuh dia. Sedangkan proyek-proyek yang telah selesai dikembangkan adalah Ubud Village, Melrose Place, Brooklyn dan Springwood Residence. Ubud Village juga menandai berdirinya Triniti Land pada tahun 2009 silam.
Baca Juga: Harga saham Triniti Land (TRIN) melesat 70% pada perdagangan perdana di bursa Triniti Land didirikan pada 13 Maret 2009 sebagai perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan, pembangunan, jasa dan perindustrian. Proyek Ubud Village merupakan perumahan yang berlokasi di Ciledug. TRIN juga memiliki beberapa ruko untuk dijual di proyek tersebut. Seiring perjalanan waktu, TRIN akhirnya berfokus pada bisnis real estat. Produk kedua yang diluncurkan Triniti Land adalah asrama mahasiswa Melrose Place yang berlokasi di Palmerah, Jakarta Barat dengan 200 kamar. Bisa dibilang, proyek-proyek Triniti Land memang cenderung menyasar kelas premium. Yukata Suites misalnya memberikan fasilitas premium seperti
japanese hot spring, smart home system, lift pribadi dan kolam renang ukuran Olympic. Proyeknya ini pun dibanderol sekitar Rp 31 juta per meter persegi untuk residensial. Sedangkan The Smith dibanderol Rp 30 juta per meter persegi, dan Collins Boulevard dibanderol sekitar Rp 22 juta per meter persegi untuk residensial dan Rp 27 juta per meter persegi untuk komersial. Untuk Marc’s Boulevard Triniti Land menawarkan harga lebih murah yaitu Rp 19 juta untuk residensial dan Rp 14 juta untuk komersial. Ishak optimistis seluruh proyeknya bisa terserap pasar. Pasalnya tahun ini dia melihat seharusnya bisnis properti sudah mulai bangkit setelah sempat lesu dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini didukung dengan insentif yang diberikan oleh pemerintah, pelonggaran kebijakan moneter oleh Bank Indonesia (BI) dan adanya kebutuhan masyarakat terhadap hunian yang meningkat. “Kami harap faktor ekonomi regional juga akan kondusif supaya tahun 2020 ini sektor properti bisa mulai bangkit kembali,” ujar dia.
Baca Juga: Usai melantai di bursa, Triniti Land (TRIN) targetkan marketing sales Rp 800 miliar Perintis Triniti juga akan mengambil peluang dalam rencana pemindahan ibu kota baru. Saat ini Triniti terbuka untuk berbagai penawaran kerjasama atas
landbank baru di berbagai kota di Indonesia termasuk ibu kota baru. Adapun berdasarkan laporan keuangan semester I-2019, Triniti Land membukukan pendapatan Rp 131,79 miliar, naik 52,84% secara tahunan (yoy) dari Rp 86,23 miliar. Peningkatan ini didorong oleh kenaikan penjualan apartemen The Smith sebesar Rp 66,18 miliar. Sementara itu, laba Perintis Triniti di semester I-2019 tercatat sebesar Rp 33,53 miliar atau turun 24,52% yoy dari Rp 44,43 miliar. Hal ini disebabkan oleh adanya penurunan pendapatan lain-lain sebesar Rp 42,35 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati