Trio bank besar aktif menggunting SBDK



JAKARTA. Bank Mandiri, Bank Central Asia (BCA) dan Bank Rakyat Indonesia (BRI) tercatat paling rajin menurunkan suku bunga dasar kredit (SBDK) sepanjang 2011. Ketiga bank papan atas ini menurunkan SBDK antara 0,46% hingga 2% untuk semua jenis kredit.

Bank Mandiri menurunkan SBDK korporasi dan non-KPR sebesar 0,75% dan SBDK ritel dan KPR 0,5%. BRI menurunkan SBDK korporasi sebesar 0,67%, ritel 0,57%, KPR 0,65% dan non-KPR 0,36%.

BCA menurunkan SBDK ritel 0,5%, KPR 2% dan non KPR mencapai 1,41%. Sementara bunga kredit korporasi tidak berubah. Akhir Desember SBDK korporasi BCA mencapai 9%, paling rendah dibandingkan SBDK bank lain.


Direktur Utama Bank Mandiri, Zulkifli Zaini mengatakan, penurunan ini tak lepas dari keberhasilan memangkas biaya dana. "Kami agresif meningkatkan tabungan dan menawarkan cash management ke korporasi," ujarnya.

Efisiensi juga menjadi kunci sukses BCA. Hal ini menilik cost efisiensi ratio (CIR), yang tetap terjaga di 46,7%. "Basis nasabah kami banyak di ritel, karena itu cost of fund kami sangat rendah,” kata Presiden Direktur BCA,k Jahja Setiaatmadja.

BCA leluasa memberikan bunga simpanan rendah, karena tak memiliki alasan jor-joran menarik DPK. Likuiditas melimpah. Lihat saja rasio intermediasi atau loan to deposit ratio (LDR) hanya 58,3%, jauh dibawah ketentuan Bank Indonesia sebesar 78%.

Namun tak semua bank besar menurunkan SBDK. Bank Tabungan Negara (BTN) malah menaikkan. Jika dibandingkan posisi SDBK pada Maret dengan Desember 2011, SBDK korporasi naik 0,46%, ritel naik 0,58%, KPR naik 0,23% dan non-KPR 0,53%.

Direktur Utama BTN, Iqbal Latanro mengatakan, SBDK sebenarnya sudah menurun. Namun, pada pertengahan 2011 SBDK naik lagi, karena dana mahal bertambah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: