KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Tripar Multivision Plus Tbk (RAAM) telah meliris kinerja keuangan untuk periode sembilan bulan pertama 2023. 

Merujuk keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dikutip pada Senin (13/11), pendapatan RAAM tercatat sebesar Rp 231 miliar pada kuartal III-2023, meningkat dibandingkan Rp 227 miliar di posisi yang sama tahun lalu. 

Kontributor utama pendapatan RAAM pada periode tersebut adalah pendapatan sinetron yang menghasilkan Rp109 miliar. Angka ini naik 25% secara tahunan (yoy). Kemudian diikuti oleh film sebesar Rp 50 miliar dan digital sebanyak Rp 35 miliar.

RAAM juga menghasilkan pendapatan dari lini bisnis lainnya, yakni tiket serta makanan dan minuman (F&B) yang masing-masing senilai Rp 28 miliar dan Rp 9 miliar.

Baca Juga: Multivision Plus (RAAM) Bakal Caplok 30% Saham B-Universe

Hingga September 2023, Gross profit RAAM tercatat meningkat 16% yoy menjadi Rp143 miliar, dengan peningkatan margin laba bruto dari semula 54% menjadi menjadi 62%. Sehingga secara keseluruhan, RAAM berhasil membukukan total laba komprehensif sebesar Rp 51 miliar pada kuartal III-2023.

Presiden Direktur dan Chief Executive Officer Tripar Multivision Plus, Whora Anita Raghunath, menuturkan, RAAM berupaya memanfaatkan persediaan extensive library-nya. Hal ini berdampak pada peningkatan laba bruto periode kuartal III-2023 sebesar 16,2% dibandingkan tahun sebelumnya. 

Namun, laba bersih RAAM mengalami penurunan sebesar 33,4% dibandingkan tahun lalu. Penyebabnya, pada 2022 terdapat penjualan properti dan pelepasan investasi pada aset perusahaan yang termasuk dalam pendapatan lain-lain sebesar Rp 35,47 miliar.

“Penurunan Laba Bersih ini bukan dipengaruhi oleh kondisi industri hiburan, tetapi hal tersebut disebabkan oleh adanya transaksi non-bisnis,” ungkap Anita, dalam keterangannya. 

Baca Juga: Tripar Multivision Plus (RAAM) Bangun Dua Bioskosp Baru pada Semester II-2023

Manajemen Tripar Multivision Plus melihat industri hiburan khususnya perfilman terus bertumbuh selama tahun ini. Hal tersebut dibuktikan oleh jumlah penonton bioskop yang bertumbuh 15% yoy menjadi 59 juta penonton.  

“Dan ditambah dengan tumbuhnya pelanggan yang menonton melalui siaran streaming OTT berdasarkan data KPI yang mencapai 50 juta pelanggan akan menjadi pendorong untuk perseroan menghasilkan produk – produk film kategori box office,” jelasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli