Tripatra berancang-ancang bangun kilang Tangguh



JAKARTA. PT Tripatra Engineers and Contructors tengah melakukan mobilisasi peralatan untuk pembangunan fasilitas produksi di Train III Tangguh. Dalam pengerjaan proyek ini, Tripatra menggandeng PT Saipem Indonesia, PT Chiyoda International Indonesia dan PT Suluh Ardhi Engineering dengan nilai kontrak sekitar US$ 2,4 miliar.

Dalam pekerjaan ini, ruang lingkup proyek ini mencakup pembangunan onshore LNG Process Train dengan kapasitas 3,8 juta ton per tahun. "Dermaga, fasilitas dan infrastruktur pendukung proyek," ujar Dony Hermawan, Manajer Corporate Communcations & CSR Tripatra, kepada KONTAN, akhir pekan lalu.

Aziz Armand, Direktur PT Indika Energy Tbk, induk usaha Tripatra, menjelaskan bahwa pengerjaan proyek Tangguh-Train III memakan rentang waktu hingga 50 bulan. Selain Tangguh, Tripatra berupaya mendapatkan proyek lain di tahun ini.


Namun menurut Aziz, selain itu tentunya Tripatra besaran nilai proyek masih tergantung tender yang ada. "Tahun ini kami ikut tender beberapa proyek lagi. Tetapi yang besar-besar tidak banyak, apalagi kami baru mengeksekusi proyek Tangguh. Kini prosesnya mulai mobilisasi peralatan," ujarnya saat berkunjung ke KONTAN, pekan lalu.

Menurutnya, Tripatra perlu memperhatikan berbagai tender baru setelah menyelesaikan pengerjaan di Blok Cepu. Tahun ini Tripatra juga sudah menyelesaikan proyek Jangkrik yang sudah dikerjakan sejak tahun 2014.

Tripatra juga menggarap engineering, procurement, and construction (EPC) dan instalasi floating production unit (FPU) dengan kapasitas 450 mmscfd gas dan kondensat. Oleh karena itu, Tripatra berupaya mencari kesempatan untuk mendapatkan proyek-proyek baru pada tahun ini. Apalagi Indika Energy menargetkan, pada tahun ini bottom line akan biru alias positif, setelah negatif sejak beberapa tahun terakhir.

"Ya proyek Blok Jangkrik sudah mau habis pada tahun 2017 ini," lanjut Aziz. Saat ini, ia melihat beberapa proyek potensial yang bisa digarap sesuai dengan spesialisasi Tripatra.

Dengan pengalaman menggarap blok-blok besar dan beralihnya skema cost recovery menjadi gross split, Aziz yakin, Tripatra bisa kompetitif dibandingkan kontraktor jasa penunjang kegiatan eksplorasi lain.

Saat ini, selain berfokus pada batubara, Indika Energy memiliki bisnis terintegrasi lain. Seperti jasa infrstruktur migas, kontraktor penambangan batubara, logistik dan lainnya.

Sedangkan terkait jasa infrastruktur migas, Indika masih tetap di engineering, procurement and construction management (EPCM), EPC, operasional dan pemeliharaan (O&M) engineering serta project management.

Indika tidak mengerjakan jasa drilling. Sehingga tender-tender yang akan diikuti perusahaan ini juga masih sesuai spesialisasi. Saat ini belum ada tender besar yang dibuka lagi.

"Ada beberapa tender yang sedang kami cari, ada yang kami sedang coba ikuti, ada beberapa proyek. Contohnya seperti refinery," terang Aziz.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie