KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dianggap memiliki prospek cerah, Tripatra bakal fokus menggarap dua proyek hilirisasi mineral nikel dan bauksit. Pertimbangan tersebut dilakukan seiring dengan semakin matangnya pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Tanah Air. Di program hilirisasi, Tripatra masuk sebagai penyedia solusi berbasis rekayasa teknik. President Director & CEO Tripatra, Raymond Naldi Rasfuldi menjelaskan, fokus utama Tripatra pada hilirisasi ialah ke komoditas nikel dan bauksit. Keduanya merupakan mineral yang dibutuhkan dalam produksi baterai kendaraan listrik.
“Bagi kami kuncinya nikel dan bauksit untuk sampai mana dihilirisasi. Jangan sampai hanya berhenti di smelter yang belum menjadi final product. Dari smelter masih ada proses lanjutan untuk diolah menjadi prekursor, katoda, lalu baterai. Baru kemudian dibeli menjadi produk jadi,” ujarnya dalam konferensi pers Tripatra Sustainable Engineering Summit di Jakarta, Jumat (13/10). Raymond menyatakan, meski kedua komoditas ini memiliki peluang gurih tetapi juga menyimpan tantangannya sendiri. Masih banyak produk yang belum tersedia di dalam negeri untuk mewujudkan produksi baterai kendaraan listrik di Indonesia, seperti katoda, prekursor, dan material lainnya.
Baca Juga: TRIPATRA Dorong Percepatan Hilirisasi & Sediakan Solusi Berkelanjutan Transisi Energi “Misalnya saja suatu perusahaan mau membangun pabrik baterai di Indonesia, kalau katodanya masih dipasok dari luar negeri, tentu tidak banyak memberikan nilai tambah bagi nikel Indonesia. Jadi yang terpenting bagi kami adalah hilirisasinya,” ujarnya. Raymond menyatakan, upaya untuk menggarap hilirisasi nikel dan bauksit juga sejalan dengan visi Indika Energy. Seperti diketahui, Indika Energy berinvestasi membangun bisnis motor listrik dan bus listrik. Upaya ini, diakui Raymond sebagai cara Indika membuktikan pasar hilir baterai kendaraan listrik. Tentu, pembangunan industri di hulu juga harus diikuti keseimbangan permintaan di sisi hilir. Tanpa pembuktian pasar, pembangunan di sisi hulu atau industri tengah (
midstream) akan berat. “Jadi dari sisi group, kami sejalan, Indika sebagai
investment company bisa membuktikan pasar. Kalau semakin baik pertumbuhannya, tentu target akan tercapai,” imbuhnya. Lebih lanjut, masuknya Tripatra ke dalam sektor hilirisasi mineral, sejalan dengan visi misi barunya yakni menciptakan pilar-pilar baru yang disesuaikan dengan arah pembangunan nasional. Sebelumnya, Tripatra hanya fokus di sektor minyak dan gas bumi (migas), namun dalam dua tahun belakangan, anak usaha Indika ini mulai mempersiapkan pelebaran sayap bisnis ke sektor lain.
Baca Juga: Tripatra, Pemerintah & Pelaku Industri Percepat Transisi Energi & Hilirisasi Mineral Selain ke mineral, Tripatra juga mulai menggali ceruk bisnis di energi terbarukan. Raymond menerangkan, pihaknya sudah melaksanakan proyek di panas bumi dan pembangkit surya. Selain itu, dirinya juga melihat prospek di sektor biomassa. “Jadi 2019 kita mulai menganalisa itu, di 2022 kami kukuhkan perencanaan. Kemudian persiapan tenaga kerja ahli dalam setahun ini dan semoga kita siap per hari ini, untuk melaksanakan dan mendeliver hasil-hasil dari rencana atau visi misi baru,” tegasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari