Triputra Agro (TAPG) Optimistis Harga CPO Kembali Naik di Sisa Tahun 2023



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) optimistis harga minyak kelapa sawit alias crude palm oil (CPO) akan kembali naik di sisa tahun 2023.

Harga CPO sendiri mengalami penurunan di awal September 2023. Melansir Trading Economics, Selasa (12/9), harga CPO turun 4,90% dalam seminggu ke RM 3.714 per ton.

Sekretaris Perusahaan TAPG Joni Tjeng mengatakan, harga CPO mengalami koreksi pada awal bulan September karena peningkatan produksi di Malaysia.


Akibatnya, terjadi peningkatan stok CPO Malaysia pada bulan Agustus sebesar 22,54%, sehingga stok CPO Malaysia mencapai 2,13 juta ton.

Baca Juga: Fokus Produksi untuk Kebutuhan Domestik, Triputra Agro (TAPG) Akui Tak Terdampak EUDR

Meskipun Malaysia mengalami peningkatan produksi, produksi Indonesia sebagai produsen CPO terbesar belum berada pada tingkat yang optimal. “Sehingga, koreksi harga tersebut diperkirakan tidak akan terlalu signifikan,” ujar dia kepada Kontan.co.id, Selasa (12/9).

Joni melihat, pelemahan harga CPO diperkirakan tidak akan berlanjut hingga akhir tahun 2023. Sebab, stok vegetable oil global juga masih berada pada level yang lebih rendah dibanding ekspektasi awal.

Permintaan CPO dari konsumen utama, yaitu India dan China, juga dapat menjadi katalis positif. Sebab, India akan merayakan hari raya Dipawali pada bulan November serta China akan memasuki musim dingin pada bulan November.

“Kedua faktor tersebut akan mendorong India dan China untuk meningkatkan impor CPO dari Indonesia, khususnya pada kuartal III dan menjaga level harga pada akhir tahun 2023,” tuturnya.

Baca Juga: Emiten Sawit Berharap Harga CPO Kian Solid

Menurut Joni, volatilitas harga CPO pada saat ini masih berada pada kisaran level yang diestimasikan TAPG, sehingga tidak diperlukan perubahan target yang signifikan pada tahun 2023. Produksi pada tahun 2023 diharapkan Triputra Agro untuk tetap sama atau hanya mengalami sedikit penurunan dibanding tahun 2022.

Sebagai informasi, TAPG mencatatkan total produksi tandan buah segar (TBS) mencapai 3,2 juta ton pada tahun 2022. Angka itu naik 21% secara YoY dengan pencapaian yield sebesar 24,5 ton.

TAPG memperkirakan kondisi El Nino belum akan separah yang diperkirakan awal tahun ini. Selain itu, dampak dari El Nino baru akan dirasakan pada satu tahun hingga dua tahun mendatang.

“Oleh karena itu, Triputra Agro masih memproyeksikan target penjualan dan laba masih akan cukup baik hingga akhir tahun 2023,” pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati