KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Triputra Agro Persada Tbk (
TAPG) menargetkan total produksi tandan buah segar (TBS) akan naik menjadi 4,4 juta ton di 2023. Sebagai informasi, TAPG mencatatkan total produksi TBS mencapai 3,2 juta ton pada tahun 2022 atau naik meningkat 21% dengan pencapaian yield sebesar 24,5 ton per hektare. Adapun rata-rata umur tanaman milik Triputra Agro Persada mencapai 12 tahun. Kenaikan TBS yang diolah Pabrik Kelapa Sawit (PKS) TAP berasal internal maupun eksternal untuk memenuhi kapasitas terpasang PKS.
Pada tahun 2022 TAPG juga memiliki tambahan 1 Unit PKS baru yang beroperasi dan adanya peningkatan kapasitas pada 2 pabrik. Sehingga total PKS TAPG kini menjadi 18 unit dengan kapasitas terpasang 995 ton per jam.
Baca Juga: Laba Bersih Triputra Agro (TAPG) Tumbuh 158% pada Tahun 2022 Presiden Direktur TAPG, Tjandra Karya Hermanto mengatakan tahun ini iklim akan menjadi netral atau kemungkinan ELNINO. Hal ini diperkirakan akan berpengaruh pada produksi TBS. “Namun karena tanaman yang dimiliki perseroan dalam kondisi
prime age, didukung
good agronomy practices maka kami estimasikan produksi TBS di perusahaan anak tetap mengalami kenaikan dibandingkan 2022,” unhkap Tjandra saat paparan Public Expose, Selasa (16/5). Dari sisi volume produksi CPO, perseroan juga menargetkan adanya kenaikan single digit mencapai 3,9% di tahun 2023. Sementara produksi Palm Kernel (PK) diharapkan tumbuh 3,8%. Sebelumnya, di tahun 2022 perseroan telah memproduksi CPO sebanyak 999.043 ton. Sementara produksi PK sekitar 210.000 ton. Lanjut, dia juga bilang, lantaran masih banyaknya tantangan di tahun 2023, pihaknya memproyeksikan raihan kinerja terutama profit atau laba bersih tidak akan setinggi raihannya di tahun lalu. Di mana laba bersih perseroan mencapai Rp Rp 3,08 triliun atau meroket 158% dari tahun 2021.
“Kalau di lihat dari harga CPO di semester I-2023 ini masih akan bertahan cukup tinggi apalagi produksi di Indonesia belum mencapai target. Namun kami melihat profit tahun 2023 tidak akan setinggi di tahun 2022,” tuturnya. Dari sisi belanja modal atau capex, TAPG telah mengalokasikan dana sebesar Rp 920 miliar di tahun 2023. Rinciannya, untuk tanaman 7%, infrastruktur alat berat dan kendaraan 37%, pembangunan 27% dan untuk pabrik 10% dan lain2 19%. “Fokus kita masih di infrastruktur untuk menunjang proses produksi di tahun ini. Sementara realisasi penggunaan hingga kuartal I-2023 baru mencapai 20%,” tutupnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .