KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Komisaris PT Triputra Agro Persada Tbk (
TAPG), Arif P. Rachmat mengemukakan perseroan memiliki strategi untuk mencapai tujuan menjadi perusahaan netral karbon di tahun 2036. Hal ini dijalankan dengan mengurangi emisi dari operasi kelapa sawit, meningkatkan penyerapan karbon dengan melindungi kawasan konservasi, menerapkan NDP (n
o deforestation dan
no peat) dalam rantai pasokan perseroan dan
offset sisa karbon. Ia menjabarkan, industri kelapa sawit hingga saat ini memegang peran yang sangat penting dalam industri global karena pertumbuhan dan kontribusinya dalam penyediaan kebutuhan minyak nabati dunia sangatlah besar.
Indonesia merupakan produsen minyak sawit utama yang menguasai 55% pangsa pasar dunia dan komoditas ini memiliki kontribusi terhadap 3,5% pertumbuhan ekonomi nasional.
Baca Juga: Bersiap Ekspansi ke Hilir Sawit, Triputra Agro (TAPG) akan Bangun Refinery Minyak kelapa sawit memiliki berbagai keunggulan dibandingkan dengan komoditas penghasil minyak nabati lainnya, diantaranya terbukti lebih efisien dalam penggunaan lahan dan hasil panen yang lebih produktif. Selain itu, industri kelapa sawit juga memiliki peran strategis untuk perekonomian Indonesia. "Industri sawit tidak boleh memberikan gambaran negatif pada masyarakat setempat dimana perkebunan berada, sebagai industri yang merusak lingkungan dan tidak memperhatikan kesejahteraan masyarakat maupun petani yang bekerja di lahan mereka. Oleh karena itu, agar dapat mengembangkan perkebunan yang ramah lingkungan dan mampu memperbaiki taraf hidup orang banyak, kami terus menjaga keseimbangan antara
People, Planet and Prosperity di setiap kegiatan operasional Perseroan," tuturnya saat ditemui di JS Luwansa, Jakarta, Kamis (21/7). Selanjutnya, Presiden Direktur TAPG, Tjandra Karya Hermanto mengatakan berpegang pada Visi dan Misi Perseroan, Kebijakan dan Komitmen dari para pendiri maupun pimpinan, maka TAPG membuat Kebijakan dan Komitmen Keberlanjutan di lingkup kegiatannya. Kebijakan Keberlanjutan atau
Sustainability Policy tersebut diluncurkan pertama kalinya di tahun 2013. Ia mengatakan, dalam perjalanan pelaksanaan Kebijakan Keberlanjutan ini, TAPG mendapatkan berbagai masukan dan saran untuk perbaikan ke depan. Bekerja sama dengan daemeter consulting, perseroan merumuskan kebijakan keberlanjutan yang baru.
Baca Juga: Triputra Agro Persada (TAPG) Putusakan Bagi Dividen Rp 496 Miliar Presiden Direktur Daemeter Consulting, Aisyah Sileuw, menjelaskan, sebagai konsultan Diameter, pihaknya akan melakukan pendampingan terhadap implementasi yang akan dilakukan oleh perseroan, sekaligus menjamin agar perseroan
on-track untuk mencapai visi yang ingin dicapai di 2036. Selain itu, komitmen Keberlanjutan perusahaan juga telah selaras dengan agenda pemerintah Indonesia dalam pencapaian target
Sustainable Development Goals (SDGs) yang dicanangkan oleh
United Nations/ Perserikatan Bangsa-bangsa di New York pada tahun 2015. Kemudian Komisaris TAPG, Prof. Dr Kuntoro Mangkusubroto mengatakan sebagai Dewan Komisaris, pihaknya menyaksikan sekaligus menghargai pencapaian yang dilakukan oleh perseroan dalam menerapkan tata kelola lingkungan, sosial dan manajemen kontrol atau kita kenal juga dengan ESG (
environmental, social and governance).
Baca Juga: Rampungkan 1 Pabrik Tahun Ini, Triputra Agro Persada (TAPG) Kerek Target Produksi Ia mengatakan, TAPG menyadari bahwa di masa ini keberhasilan perseroan tidak hanya diukur berdasarkan keuntungan atas nama pemegang saham. Lebih dari itu, TAPG akan mendapatkan nilai positif di pasar keuangan Indonesia serta mendapatkan nilai lebih bagi para investor serta masyarakat secara luas. “Sebagai Komisaris saya akan mengawasi agar kebijakan keberlanjutan sungguh-sungguh dijalankan dengan benar dan TAPG sungguh menjadi perusahaan sawit yang berkelanjutan dengan mengurangi dampak pada lingkungan, menyelesaikan persoalan sosial, dan sungguh-sungguh serius menjadi perusahaan dengan praktik yang jujur dan transparan,” tuturnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli