Triputra Grup masuk bisnis biodiesel



JAKARTA. Bisnis bahan bakar biofuel makin berkobar. Meski mendapat ganjalan ekspor dari Uni Eropa, industri ini terus kedatangan pemain anyar. Setelah sebelumnya, Golden Agri Resources Ltd, induk perusahaan PT Smart Agro Resources and Technology (SMART) mengumumkan rencananya untuk membangun pabrik biofuel di tahun depan, kini kelompok usaha Triputra Grup juga akan menjajal bisnis di bidang energi baru dan terbarukan ini.

Arif P. Rachmat, Chief Executive Officer (CEO) Triputra Agro Persada mengatakan di tahun depan, Triputra berencana membangun pabrik biofuel. Tanpa merinci berapa besar dana yang disiapkan perusahaan, Arif memperkirakan pabrik biofuel tersebut akan berkapasitas 10.000 ton per tahun. Besar investasinya sekitar US$ 12 juta-15 juta. "Tergantung teknologinya," tulis Arif dalam pesan pendek kepada Harian Kontan, Minggu (22/9).

Agar bisnis baru tersebut mulus, kata Arif, Triputra juga bekerja sama dengan pemerintah untuk menyusun konsep dan formula bisnis biofuel. Soalnya, serapan produk biofuel di dalam negeri masih rendah dibanding jumlah yang diekspor. Padahal potensi penggunaan biofuel di dalam negeri cukup besar.


Penyebabnya tak lain adalah harga. Tingginya harga ekspor biofuel membuat produsen biofuel tergiur untuk menerbangkan produknya ke luar negeri ketimbang menjualnya di pasar dalam negeri. Belum lagi, di dalam negeri, sejauh ini, perusahaan yang menyerap hanya PT Pertamina (Persero).

"Kami sedang mendorong untuk tahun depan, bagaimana kalau penghitungan biaya tidak lagi dengan tender harga tetapi dari perhitungan komponen cost yang dikeluarkan perusahaan migas," kata Arif. Artinya, menurut Arif termasuk biaya infrastruktur juga.

Produksi CPO

Tahun ini, Triputra Grup menargetkan produksi crude palm oil (CPO) atawa minyak sawit mentah 350.000-400.000 ton. Tahun lalu, produksi CPO Triputra baru 281.000 ton. "Tiap tahun kita targetkan kenaikan produksi CPO 25% sampai 30%," kata Arif. Pada 2012, Triputra Grup menghasilkan 843.300 ton TBS dari kebun sendiri. Sementara pasokan TBS Triputra Grup dari pihak ketiga dan kebun plasma 378.200 ton.

Tidak hanya menggenjot produksi, Triputra Grup juga terus memperlebar areal kebun sawit yang tertanam. Setiap tahun, manajemen menambah 15.000 ha lahan baru.

Tahun ini, perusahaan membidik target pendapatan bersih sebesar Rp 3,11 triliun atau naik sebesar 6,14% dari target tahun 2012 yakni Rp 2,93 triliun. n

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Fitri Arifenie