Triputra tambah empat pabrik CPO



JAKARTA. PT Triputra Agro Persada berniat menggenjot produksi minyak sawit mentah atawa crude palm oil (CPO) mulai tahun depan. Perusahaan perkebunan sawit ini bakal menambah empat pabrik kelapa sawit (PKS) lagi. Sayang, Triputra belum mau merinci besaran biaya investasi yang disiapkan untuk membangun pabrik pengolahan CPO itu. "Yang jelas, proses pembangunan pabrik mulai direalisasikan tahun 2014 mendatang," kata Arif P. Rachmat, Chief Executive Officer (CEO) Triputra Agro Persada. Arif menerangkan, tahun ini, Triputra telah mengoperasikan dua pabrik baru. Dengan demikian, total PKS Triputra kini berjumlah delapan unit. "Total kapasitas produksinya sebesar 390 ton tandan buah segar (TBS) per jam," ujar Arif, belum lama ini.Perusahaan ini menargetkan, bisa menggenjot produksi CPO sebesar 25% sampai 30% setiap tahunnya. Demi mencapai target itu perusahaan ini gencar membangun pabrik. Lokasi pembangunan pabrik itu lebih banyak dipusatkan di wilayah Kalimantan. "Lahan perkebunan kami juga paling banyak berlokasi di Kalimantan," ujarnya.Saat ini, subholding dari Triputra Group milik taipan TP Rachmat itu mampu memproduksi rata-rata 350.000 sampai 400.000 ton CPO per tahun. Meningkatnya produksi CPO itu sejalan dengan terus bertambahnya produksi TBS. Triputra Agro menghasilkan lebih dari 1 juta ton TBS sawit dari kebunnya yang tersebar di Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan Jambi.Perusahaan yang baru berdiri tahun 2005 ini memiliki areal tertanam yang terus bertambah setiap tahunnya. Dari total lahan yang dimiliki (landbank) sekitar 300.000 hektare (ha), separuhnya telah tertanam termasuk kebun plasma.Tambah modalSeperti diberitakan KONTAN sebelumnya, Triputra Agro telah menambah modal US$ 470 juta dollar dengan pinjaman 14 bank, baik asing maupun lokal. Arif mengaku, saat ini sebagian pinjaman itu telah direalisasikan. "Sebagian juga ada refinancing. Tidak semuanya dollar AS. Sebagian dolar AS sebagian rupiah, proporsinya 50-50. Berasal dari 14 bank dan sudah termasuk bank lokal di dalamnya," terang Arif.Rencananya, fasilitas kredit itu akan dipakai untuk mendukung rencana penanaman kelapa sawit sekitar 15.000 ha per tahun dalam jangka waktu empat tahun mendatang. Selain menambah pabrik pengolahan CPO, perusahaan juga menyatakan minatnya merambah bisnis biodiesel karena melihat potensi serapannya yang cukup besar. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, Triputra memiliki sekitar 20.000 ha tanaman berusia tujuh sampai 18 tahun, 37.600 ha tanaman berusia empat sampai enam tahun dan 60.200 ha belum menghasilkan pada 2012 lalu. Tahun lalu, Triputra menghasilkan 843.300 ton TBS olah (FFB processed ) dan menyerap 378.200 ton TBS dari pihak ketiga dan kebun plasma. Sementara produksi CPO-nya tahun lalu 281.000 ton. Seluruh produksi CPO itu dijual untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik. Seiring meningkatnya produksi TBS dan CPO, tahun ini perusahaan menargetkan pendapatan bersih Rp 3.105 miliar (Rp 3,11 triliun)Angka itu meningkat 5,9% dari target tahun 2012 yang sebesar Rp 2.933 miliar (Rp 2,93 triliun). Tahun lalu, Triputra berhasil merealisasikan 83,9% dari target atau sebesar Rp 2.460 miliar (Rp 2,46 triliun). Target belum tercapai karena pengaruh penurunan harga komoditas pada akhir tahun 2012. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Havid Vebri