Trisula ingin tumbuh 15% tahun ini



JAKARTA. PT Trisula International Tbk mengejar target pertumbuhan penjualan 2015 sekitar 15%, atau setara Rp 862,5 miliar. Target itu masih lebih tinggi dari realisasi pertumbuhan pendapatan 2014.

Tahun lalu, Trisula bilang mencetak pendapatan Rp 750 miliar. Jika dibandingkan dengan pendapatan 2013 yakni Rp 670,29 miliar, berarti kinerja 2014 tumbuh 11,89%.

Meski masih mencanangkan target pertumbuhan lebih tinggi, manajemen Trisula optimistis perekonomian 2015 tidak secerah yang dibayangkan pelaku bisnis. "Pertumbuhan 15% merupakan angka yang cukup wajar mengingat kondisi ekonomi dalam negeri dan luar negeri yang terjadi saat ini," ujar Presiden Direktur Trisula International Lisa Tjahjadi, Rabu (28/1).


Untuk mengejar target tersbut, Trisula akan menerapkan lima strategi. Pertama, mengembangkan produk. 

Perusahaan yang tercatat dengan kode TRIS di Bursa Efek Indonesia itu akan meluncurkan produk baru bernama The Worx di bawah merek JOBB. Manajemen Trisula mengklaim The Worx memiliki empat keunggulan produk garmen, yakni tahan terhadap cipratan air, fleksibel, memiliki kantong pengaman tambahan dan cukup mudah dari sisi perawatan. 

Berbekal inovasi produk itu, Trisula berharap penjualan garmen merek JOBB tahun ini tumbuh 30%. Tahun 2014, pertumbuhan penjualan JOBB adalah 22%.

Strategi kedua, menambah sekitar 51 gerai. Trisula berhasrat memiliki 330 gerai. Lima di antaranya adalah gerai Hallmark. Trisula berencana membuka  lima gerai itu pada semester I-2015.

Manajemen Trisula menganggarkan belanja modal Rp 10 miliar–Rp 15 miliar. Taksiran perusahaan itu, biaya investasi pembukaan satu gerai berkisar Rp 100 juta–Rp 200 juta. Semua dana belanja modal itu berasal dari pinjaman perbankan dan kas internal.

Patut dicatat, target penambahan gerai Trisula tahun lalu tak tercapai. Alih-alih menggenapi jumlah gerai menjadi 300, Trisula justru menutup sejumlah gerai. 

Dus, saat ini perusahaan itu baru mengoperasikan 279 gerai. Manjemen perusahaan ini mengakui penutupan sejumlah gerai tahun lalu menjadi bahan evaluasi tahun ini. 

Ketiga, menggenjot pendapatan dari penjualan online. Target Trisula tahun ini, kontribusi penjualan online 2%-3% terhadap total penjualan.

Perbesar domestik

Strategi keempat, meningkatkan produksi. Trisula mengalokasikan dana US$ 1 juta atau sekitar Rp 12 miliar untuk membeli tiga mesin baru. Tambahan mesin baru itu akan menggenapi jumlah mesin menjadi 10 tahun ini.

Adapun strategi kelima, tumbuh non-organik yakni mengakuisisi perusahaan garmen lokal. Namun untuk rencana ini, Trisula belum mau menjabarkan terperinci. 

Yang pasti, Trisula menargetkan proses akuisisi tersebut bisa direalisasikan pada di kuartal II-2015. Biaya akuisisi tersebut di luar alokasi belanja modal tahun ini. "Kami memang ada rencana akuisisi tapi kami masih terus mematangkan rencana ini untuk bisa mendapatkan nilai yang terbaik," kata Lisa. 

Trisula berharap aneka strategi tadi juga bisa mendukung rencana memperbesar pasar domestik. Asal tahu saja, tahun lalu penjualan ekspor mendominasi kontribusi pendapatan Trisula hingga  80%, atau setara dengan Rp 600 miliar. Barulah sisanya, 20% atau Rp 150 miliar berasal dari penjualan dosmestik. 

Nah, tahun ini Trisula menginginkan kontribusi pendapatan dari penjualan domestik menjadi 25%. Dengan incaran pendapatan setara dengan Rp 862,5 miliar tadi, berarti target pendapatan domestik Rp 215,63 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anastasia Lilin Yuliantina