KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten tekstil dan garmen, PT Trisula International Tbk (
TRIS) mengungkapkan, permintaan produk cenderung stabil terlepas adanya momentum tahun ajaran baru sekolah. Sebagai informasi, dalam tahun ajaran baru sekolah, permintaan seragam sekolah meningkat. Direktur Utama TRIS Widjaja Djohan mengatakan, peluang di pasar industri tekstil masih besar. Di samping itu, kondisinya juga sangat dipengaruhi oleh tantangan kondisi ekonomi nasional dan global. "Terkait dengan penjualan, permintaan produk Perseroan cenderung stabil terlepas adanya beberapa momentum yang sifatnya temporer, seperti tahun ajaran baru sekolah. Mayoritas klien TRIS adalah B2B," jelasnya kepada Kontan belum lama ini.
Dia melanjutkan, TRIS juga sudah memiliki ekosistem dan infrastruktur yang mendukung untuk menjajaki pasar tersebut ke depannya. Permintaan untuk pakaian dan kain akan meningkat seiring dengan pertumbuhan populasi dunia.
Baca Juga: Gelar RUPST, Trisula International (TRIS) Setujui Pembagian Dividen Rp 20,26 Miliar Untuk pasar domestik, TRIS terus fokus untuk memperkuat potensi pada pasar melalui penjualan kain yang futuristik dan memiliki value-added (melalui anak usahanya, BELL), hingga bisnis retailnya, melalui brand JOBB dan Jack Nicklaus. "Dalam memproduksi produknya, Perseroan mengutamakan kualitas terbaik untuk menjangkau ke arah niche market di middle-up segment, di mana daya beli
customer-nya masih cukup baik. Hal ini ditunjang dengan value added yang bisa kami berikan kepada pembeli kami atas produk yang ditawarkan. Perseroan akan terus memantau situasi ini dengan cermat dengan berkomitmen untuk mengoptimalkan rantai pasoknya," imbuhnya. Lebih lanjut, TRIS juga optimistis tahun ini akan mencetak pertumbuhan kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan 2023. Di sisi lain, TRIS sangat menyadari kondisi ekonomi nasional dan global sangat menantang saat ini. Widjaja menuturkan, kinerja TRIS secara konsisten terus mencatatkan stabilitas, disebabkan oleh upaya aktif TRIS yang terus menjalankan strategi yang adaptif untuk memanfaatkan peluang dan tantangan yang ada. Hal ini juga didukung oleh pengalaman panjang TRIS di industri ini selama lebih dari 50 tahun dan menjadi salah satu produsen kain dan pakaian yang paling terintegrasi di Indonesia dengan kinerja keuangan yang sehat, jaringan pasar domestik dan internasional yang kuat, produk pakaian dan kain berkualitas dan beragam, hingga pelayanan pesanan yang bersifat
customized menjadi beberapa faktor keunggulan TRIS di industrinya. Selain itu, market TRIS mayoritas mengarah pada
middle to upper class, sehingga biasanya lebih resilient terhadap volatilitas inflasi. Serta mayoritas pendapatan juga didapat dari ekspor yang proporsi ini sudah lama dipertahankan hingga 3 dekade lebih, menunjukkan kemampuan Perusahaan dapat mempertahakan kualitas produk sehingga membuat
customer lebih
sticky. Selain itu, lanjutnya, optimisme TRIS didukung oleh ekosistem dan infrastruktur yang mendukung untuk menjajaki pasar ekspor ke depannya, terutama dengan sudah adanya jangkauan pasar Perseroan hingga ke Amerika Serikat, Australia, Eropa, Singapura, dan lainnya di seluruh dunia.
"Apalagi dengan adanya era digitalisasi, Perseroan juga beradaptasi dengan berkembangnya industri ini dengan juga mendaftarkan produknya di berbagai jaringan ecommerce, hingga memiliki website sendiri yang bernama yukshopping.com dengan memberikan banyak sekali promo-promo menarik dan harga yang bersaing," urainya. Dengan prospek demikian, TRIS tahun ini menargetkan pertumbuhan penjualan naik 10% dan laba bersih naik 30%.
Untuk mencapainya, TRIS telah menyiapkan strategi memperkuat eksistensi retail JOBB dan Jack Nicklaus dengan berfokus pada POS produksi, melayani berbagai pesanan dari para pelanggan dalam jumlah kecil maupun besar, meningkatkan cakupan ekspor dan menciptakan rantai pasok yang terintegrasi, diversifikasi produk formal wear dengan technical garment (termasuk baju pelindung), meningkatkan kualitas produk dengan mesin baru yang terotomatisasi, meningkatkan inovasi dan design produk, dan lakukan efisiensi produksi, dengan mengedepankan konsep Right First Time sehingga tidak diperlukan adanya koreksi produksi. "Sampai dengan kuartal 1 2024 hasil penjualan masih sesuai dengan ekspektasi yang diharapkan Perseroan, meski ada sedikit penurunan dari kuartal 1 2023 dari sisi pendapatan maupun laba. Perkiraan kami hasil kuartal II-2024 masih di atas yang kita harapkan. Dipengaruhi oleh kondisi industri nasional dan global yang kurang stabil, TRIS berharap di Semester II 2024 ini bisa lebih predictable," kata Widjaja. Tahun ini TRIS anggarkan capex senilai Rp 33 miliar yang digunakan untuk revitalisasi mesin-mesin tekstil, mesin jahit dan mesin pendukungnya. Sampai dengan kuartal I 2024 total serapan capex yang sudah digunakan sebesar Rp 8 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari