JAKARTA. Perusahaan tekstil dan garmen, PT Trisula International Tbk memperkuat bisnis ritelnya. Tahun ini Trisula berencana mengakuisisi satu lagi merek fesyen.Merek tersebut akan melengkapi lima merek yang telah menjadi portofolio Trisula selama ini. Kelima merek itu adalah yaitu Jack Nicklaus, JOBB, UniAsia, Man Club, serta yang teranyar diakuisisi tahun lalu, G2000. Jack Nicklaus dan G2000 merupakan merek lisensi, sedangkan tiga lainnya merek milik Trisula sendiri.Sayang, Trisula masih merahasiakan identitas merek yang sedang dibidik itu. "Yang jelas brand luar. Target pasarnya pria dan wanita dewasa kelas menengah atas," ujar Sekretaris Perusahaan Trisula, Marcus Brotoatmodjo kepada KONTAN, Selasa (8/1).Trisula menargetkan, akuisisi merek tersebut bisa rampung semester I tahun ini. Asal tahu saja, ketika mengakuisisi merek G2000 tahun lalu, Trisula membentuk perusahaan patungan alias joint venture, yakni PT Triduaribu Bersatu. Di perusahaan ini, Trisula menguasai 51% saham. Namun, untuk akuisisi merek baru kali ini, Trisula tidak akan bentuk anak usaha. "Investasi untuk merek baru ini bisa lebih kecil dari G2000, karena itu tidak perlu membentuk anak usaha," papar Marcus. Sebagai gambaran, tahun lalu, Trisula mengeluarkan Rp 15,3 miliar untuk membeli merek G2000.Selain menambah portofolio merek, Trisula akan memperbanyak jumlah gerai. Hingga akhir tahun lalu, jumlah titik penjualan merek kelolaan Trisula mencapai 239 titik penjualan. Sebanyak 29 gerai milik sendiri, dan sisanya gerai di department store. Menurut Marcus, sampai akhir tahun ini, Trisula menargetkan jumlah gerai bisa bertambah menjadi 270 gerai. Target penambahan gerai milik sendiri sebanyak 10 gerai.Saat ini, Trisula sudah bekerjasama dengan sejumlah department store seperti Debenhams, Sarinah, Matahari, Centro, Sogo, Seibu, Metro, Keris Gallery, dan Golden Truly. Produk fesyen Trisula juga dijajakan secara online di Rakuten.Sejauh ini, gerai masih didominasi untuk Jack Nicklaus dan JOBB. Namun Trisula berharap, mulai tahun ini, jumlah gerai G2000 bisa lebih banyak.Sayang, Marcus belum bersedia menyebutkan anggaran belanja modal yang disiapkan untuk mendanai ekspansi Trisula tahun ini. Dia hanya menyatakan bahwa Trisula akan memanfaatkan sisa dana penerbitan saham perdana yang masih tersisa Rp 14 miliar.Bidik penjualan naik 15%Melalui semua ekspansi itu, Trisula berharap penjualan tahun ini bisa tumbuh 15% dari realisasi tahun lalu. Sebagai gambaran, tahun lalu, penjualan Trisula meleset dari target yang senilai Rp 590 miliar. "Penjualan kami hanya mencapai 90% dari target tersebut," ujar Marcus.Itu artinya, realisasi penjualan tahun lalu sejumlah Rp 531 miliar. Jika, mengacu pada penjualan di 2012, penjualan tahun ini ditargetkan mencapai Rp 610 miliar.Marcus menyatakan, target tahun lalu meleset karena pasar Amerika Serikat dan Eropa yang menjadi tujuan ekspor belum pulih dari krisis. Makanya, Trisula kini berusaha melebarkan pasar ke sejumlah negara seperti Australia, Jepang, dan Korea Selatan. Selama ini, Trisula memang mengekspor tekstil dan garmen untuk merek internasional, seperti Hugo Boss dan Marks & Spencer. Ekspor dijalankan anak usahanya, yaitu PT Trimas Sarana Garment Industry, PT Trisula Garmindo Manufacturing, dan PT Trisco Tailored Apparel Manufacturing. Kontribusi ketiganya terhadap pendapatan Trisula mencapai 70%.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Trisula mengincar satu merek fesyen lagi
JAKARTA. Perusahaan tekstil dan garmen, PT Trisula International Tbk memperkuat bisnis ritelnya. Tahun ini Trisula berencana mengakuisisi satu lagi merek fesyen.Merek tersebut akan melengkapi lima merek yang telah menjadi portofolio Trisula selama ini. Kelima merek itu adalah yaitu Jack Nicklaus, JOBB, UniAsia, Man Club, serta yang teranyar diakuisisi tahun lalu, G2000. Jack Nicklaus dan G2000 merupakan merek lisensi, sedangkan tiga lainnya merek milik Trisula sendiri.Sayang, Trisula masih merahasiakan identitas merek yang sedang dibidik itu. "Yang jelas brand luar. Target pasarnya pria dan wanita dewasa kelas menengah atas," ujar Sekretaris Perusahaan Trisula, Marcus Brotoatmodjo kepada KONTAN, Selasa (8/1).Trisula menargetkan, akuisisi merek tersebut bisa rampung semester I tahun ini. Asal tahu saja, ketika mengakuisisi merek G2000 tahun lalu, Trisula membentuk perusahaan patungan alias joint venture, yakni PT Triduaribu Bersatu. Di perusahaan ini, Trisula menguasai 51% saham. Namun, untuk akuisisi merek baru kali ini, Trisula tidak akan bentuk anak usaha. "Investasi untuk merek baru ini bisa lebih kecil dari G2000, karena itu tidak perlu membentuk anak usaha," papar Marcus. Sebagai gambaran, tahun lalu, Trisula mengeluarkan Rp 15,3 miliar untuk membeli merek G2000.Selain menambah portofolio merek, Trisula akan memperbanyak jumlah gerai. Hingga akhir tahun lalu, jumlah titik penjualan merek kelolaan Trisula mencapai 239 titik penjualan. Sebanyak 29 gerai milik sendiri, dan sisanya gerai di department store. Menurut Marcus, sampai akhir tahun ini, Trisula menargetkan jumlah gerai bisa bertambah menjadi 270 gerai. Target penambahan gerai milik sendiri sebanyak 10 gerai.Saat ini, Trisula sudah bekerjasama dengan sejumlah department store seperti Debenhams, Sarinah, Matahari, Centro, Sogo, Seibu, Metro, Keris Gallery, dan Golden Truly. Produk fesyen Trisula juga dijajakan secara online di Rakuten.Sejauh ini, gerai masih didominasi untuk Jack Nicklaus dan JOBB. Namun Trisula berharap, mulai tahun ini, jumlah gerai G2000 bisa lebih banyak.Sayang, Marcus belum bersedia menyebutkan anggaran belanja modal yang disiapkan untuk mendanai ekspansi Trisula tahun ini. Dia hanya menyatakan bahwa Trisula akan memanfaatkan sisa dana penerbitan saham perdana yang masih tersisa Rp 14 miliar.Bidik penjualan naik 15%Melalui semua ekspansi itu, Trisula berharap penjualan tahun ini bisa tumbuh 15% dari realisasi tahun lalu. Sebagai gambaran, tahun lalu, penjualan Trisula meleset dari target yang senilai Rp 590 miliar. "Penjualan kami hanya mencapai 90% dari target tersebut," ujar Marcus.Itu artinya, realisasi penjualan tahun lalu sejumlah Rp 531 miliar. Jika, mengacu pada penjualan di 2012, penjualan tahun ini ditargetkan mencapai Rp 610 miliar.Marcus menyatakan, target tahun lalu meleset karena pasar Amerika Serikat dan Eropa yang menjadi tujuan ekspor belum pulih dari krisis. Makanya, Trisula kini berusaha melebarkan pasar ke sejumlah negara seperti Australia, Jepang, dan Korea Selatan. Selama ini, Trisula memang mengekspor tekstil dan garmen untuk merek internasional, seperti Hugo Boss dan Marks & Spencer. Ekspor dijalankan anak usahanya, yaitu PT Trimas Sarana Garment Industry, PT Trisula Garmindo Manufacturing, dan PT Trisco Tailored Apparel Manufacturing. Kontribusi ketiganya terhadap pendapatan Trisula mencapai 70%.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News