KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Trisula Textile Industries Tbk (
BELL) berupaya memperbaiki kinerja bisnisnya memasuki tahun 2021. Perusahaan ini tetap fokus memproduksi produk tekstil yang disesuaikan dengan keahlian dan kebutuhan pasar. Dalam berita sebelumnya, BELL mengalami penurunan penjualan sebesar 24,6% (yoy) menjadi Rp 538 miliar pada tahun 2020. Hal ini akibat diberlakukannya PSBB atau PPKM serta karantina wilayah di sejumlah negara selama pandemi Covid-19. Sekretaris Perusahaan Trisula Textile Industries R Nurwulan Kusumawati mengatakan, pihaknya menargetkan performa penjualan yang lebih baik dibandingkan tahun 2020. Optimisme ini muncul seiring terkendalinya pandemi Covid-19 yang disertai pemulihan ekonomi nasional.
Baca Juga: Trisula Textile (BELL) andalkan penjualan di pasar lokal di tengah pandemi Untuk itu, BELL akan terus mencari peluang dan membuat berbagai inovasi sesuai dengan keahlian perusahaan tersebut dalam penyesuaian pesanan untuk produk tekstil, di mana nantinya kain-kain yang dihasilkan dapat dikembangkan untuk beragam produk garmen. Sebagai contoh, untuk menunjang bidang kesehatan, BELL membuat Kain Sehat. Kemudian, BELL juga membuat Jaket Sehat sebagai salah satu strategi bisnis di masa pemulihan pandemi. “Melalui fitur-fitur dari Jaket Sehat ini sudah disiapkan untuk kebutuhan di masa pemulihan pandemi sebagai pakaian pelindung tambahan,” ungkap Nurwulan, Kamis (22/4).
Baik Kain Sehat maupun Jaket Sehat sama-sama berkontribusi besar terhadap penjualan BELL di dalam negeri. Perusahaan ini memang fokus terhadap produk-produk pencegahan Covid-19 yang dijual di pasar domestik. Selain kedua produk tadi, BELL juga memproduksi Alat Pelindung Diri (APD) berupa baju
hazmat dan masker nonmedis.
Adapun per Desember 2020, kontribusi penjualan produk BELL di pasar lokal mencapai 97,3% dari total penjualan perusahaan tersebut. Nurwulan menyebut, tingginya angka kontribusi penjualan domestik disebabkan potensi pasar produk tekstil di dalam negeri masih sangat luas. Terlepas dari itu, pada dasarnya BELL tetap membuka peluang untuk melakukan ekspor produk ke luar negeri. “Sebelumnya kami sudah ekspor ke beberapa negara seperti Asia, Amerika, Inggris, dan Timur Tengah,” imbuh dia. Ia menambahkan, tahun ini Manajemen BELL menganggarkan belanja modal atau
capital expenditure (capex) sebesar Rp 12 miliar. Dana tersebut berasal dari kas internal BELL dan pinjaman pihak perbankan. Rencananya, capex yang digelontorkan oleh BELL akan digunakan untuk peremajaan mesin lama serta pembelian mesin baru dalam rangka menunjang kebutuhan produksi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .