Trump ancam batalkan perjanjian Amerika-Kuba?



WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih Donald Trump kembali melontarkan pernyataan kontroversial. Terbaru, Trump berencana membatalkan seluruh perjanjian dengan Kuba yang telah diteken oleh Presiden AS Barack Obama.

"Jika Kuba tidak bersedia untuk membuat kesepakatan yang lebih baik, saya akan mengakhiri kesepakatan," kicau Trump dalam akun Twitter seperti dikutip Reuters, Selasa (29/11).

Sontak, sejumlah pihak khawatir Trump akan menutup hubungan perdagangan dan wisata antara AS-Kuba. Padahal, dalam dua tahun terakhir Obama memproses negosiasi alot untuk mengakhiri satu dekade permusuhan. Bahkan, pemerintahan Obama telah membuka kedutaan besar di Havana di tahun ini.


Kicauan Trump terlontar tak lama setelah pemimpin gerilya Kuba Fidel Castro yang meninggal dunia pada akhir pekan lalu. Trump mengatakan bahwa pemerintahannya akan melakukan semua hal setelah ia mengambil alih White House pada 20 Januari 2017.

Ini untuk meningkatkan kebebasan dan kemakmuran bagi rakyat Kuba setelah kematian Castro. Selama kampanye, Trump meyakinkan para pemilih Kuba-Amerika di Florida bahwa ia menentang Casto dan saudaranya, Raul karena menindas rakyat.

"Kami telah hidup selama 50 tahun dengan embargo ekonomi. Sehingga kami akan terus hidup dengan cara yang sama dengan atau tanpa Trump," ujar warga Kuba, Teresa Almentero.

Yang jelas, sikap Trump terhadap Kuba bakal menentukan masa depan bisnis sejumlah korporasi asal AS yang telah menggelontorkan dana untuk ekspansi ke Havana.

Maskapai penerbangan AS meluncurkan penerbangan pertama ke Havana setelah lebih dari lima dekade. Contoh, American Airlines Group yang baru saja membuka rute Miami-Havana, Senin (28/11) dan rute Charlotte-Havana pada Rabu (30/11).

Sementara, rivalnya JetBlue Airways telah memiliki tiga kali penerbangan rute New York-Havana di pekan ini. Pekan ini, raksasa consumer goods Unilever mulai mengerjakan pabrik di Havana. Pabrik ini memproduksi sabun dan pasta gigi dengan nilai investasi US$ 35 juta.

Ada pula jaringan hotel Starwood Hotels dan Marriott International yang telah membuka kamar di Havana.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie