KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Donald Trump kembali mengangkat isu perdagangan dengan mengungkap daftar delapan jenis “kecurangan non-tarif” yang menurutnya bisa merusak hubungan dagang antara Amerika Serikat dan negara-negara lain. Meski saat ini masih dalam masa jeda tarif selama 90 hari, Trump menegaskan bahwa kebijakan perdagangan tetap menjadi prioritasnya.
Unggahan di Truth Social pada Hari Paskah
Mengutip Unilad, pada Minggu Paskah, 20 April, Trump menggunakan platform media sosialnya, Truth Social, untuk merilis daftar yang ia klaim berisi cara-cara negara lain “menipu” aturan perdagangan internasional, khususnya dalam konteks tarif dan perdagangan bebas.- Manipulasi mata uang – Negara diduga menurunkan nilai tukarnya untuk meningkatkan ekspor mereka dan melemahkan daya saing produk AS di pasar global.
- Pajak pertambahan nilai (VAT) – Menurut Trump, VAT bisa bertindak sebagai tarif impor dan subsidi ekspor terselubung.
- Dumping di bawah harga pokok – Menjual barang di luar negeri dengan harga lebih murah dari biaya produksinya.
- Subsidi ekspor dan subsidi pemerintah lainnya – Menyokong industri dalam negeri secara tidak adil.
- Pemalsuan, pembajakan, dan pencurian kekayaan intelektual (IP theft) – Ancaman besar bagi inovasi perusahaan AS.
- Transhipment – Menyiasati tarif dengan mengalihkan rute pengiriman barang melalui negara ketiga.
- Standar pertanian yang protektif – Contohnya adalah larangan UE atas jagung hasil rekayasa genetika.
- Standar teknis yang protektif – Trump kembali menyebut “tes bola bowling” Jepang terhadap kap mobil sebagai cara menghalangi mobil AS masuk ke pasar Jepang.