Trump atau Biden yang Terpilih, Kadin Beberkan Pengaruhnya ke Indonesia



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menjabarkan arah bisnis Indonesia dikancah global usai pemilihan presiden Amerika Serikat (AS). 

Ketua Umum Kadin Arsjad Rasjid mengatakan siapapun presiden AS yang terpilih, Kadin akan tetap melakukan kerjasama dengan Negara Paman Sam itu. 

"Buat kita, itu mau Biden, itu mau Trump, mau Demokrat, mau Republik, kita akan bekerja sama dengan US. Karena kan jelas, kita secara Indonesia memiliki politik bebas aktif. Nah, Kadin itu selalu ingin bekerja sama. Karena kita bukan dari sisi pemerintah dan politiknya, tapi kita dari sisi dunia usahanya," ungkap Arsjad saat ditemui Kontan di menara Kadin, Senin (15/07). 


Ia mencontohkan, salah satu hubungan Kadin dengan negara berkonflik adalah hubungan dagang dengan Myanmar. Dimana, gejolak politik di internal negara tersebut tidak harusnya menjadi beban perkembangan usaha. 

"Sebagai contoh misalnya ya, Myanmar itu punya gejolak politik misalnya. Tapi kami terus berhubungan dengan teman-teman pengusaha di sana. Kenapa? Bukan dosa mereka kan. Jadi kita fokus terhadap usahanya. Apapun yang terjadi di negara manapun, ya dagang bisa jalan terus," tambahnya. 

Baca Juga: Wall Street Naik, Investor Menimbang Terpilihnya Kembali Trump di Pemilu AS

Dikesempatan yang sama, Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Kemaritiman, Investasi, dan Luar Negeri Kadin, Shinta Widjaja Kamdani mengatakan memang ada perbedaan dari konsep kerjasama perdagangan yang dianut Biden maupun Trump. 

"Kalau di konteksnya Biden, dia itu lebih ini secara regional ya. Nah kalau Trump itu kayaknya dia lebih spesifik dia kan sangat pragmatis ya. Kalau pengalaman kita yang lalu, dia sangat pragmatis dan deal-nya itu bisa lebih langsung transaksional," jelas Shinta. 

Ia menambahkan jika nantinya yang terpilih adalah Trump, dengan berdasarkan pengalaman sebelumnya, Kadin berharap Trump bisa terus didorong limited trade deals

"Apa itu limited trade deals? Jadi itu benar-benar kesempatan Indonesia-Amerika. Mungkin kalau kita punya perjanjian seperti Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dan Free Trade Agreement (FTA) itu dengan Amerika tidak begitu mudah. Jadi kita biasanya dengan limited trade deal untuk specific area membuat deal gitu," jelasnya. 

Shinta juga mengatakan hingga saat ini pihaknya turut berperan dalam hubungan dagang dengan AS melalui Indo-Pacific Partnership Economic Forum (IPEF).  Kadin dan pemerintah telah mendorong kerja sama di berbagai bidang mulai dari perdagangan rantai pasok, digitalisasi, ekonomi hijau, hingga intelectual property (IP). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Putri Werdiningsih