Trump Banjir Dukungan dari Mantan Rival dalam Pemilu AS



KONTAN.CO.ID - MILWAUKEE. Mantan rival utama Donald Trump dalam pencalonan presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Nikki Haley dan Ron DeSantis, secara resmi memberikan dukungan mereka kepada Trump dalam konvensi partai yang diadakan pada hari Selasa (16/7). 

Langkah ini dimaksudkan untuk menunjukkan persatuan di tengah-tengah partai, hanya tiga hari setelah Trump mengalami upaya pembunuhan.

Haley, yang sebelumnya keras mengkritik Trump selama kampanye presidenannya, kini meminta para pendukungnya untuk bersatu memilih Trump daripada Presiden Partai Demokrat Joe Biden.


"Kita tidak selalu harus setuju dengan setiap hal yang dilakukan Trump untuk memilihnya," kata mantan duta besar PBB dan mantan gubernur Carolina Selatan ini, yang disambut campuran sorak-sorai dan cemoohan saat naik ke atas panggung. 

Baca Juga: Saham dan Dolar Menguat Merespons Data Penjualan Ritel AS, Fokus Masih Donald Trump

DeSantis, yang merupakan gubernur Florida dengan pandangan konservatif, juga mendapat sambutan hangat saat ia mengkritik usia Biden yang dinilainya sudah terlalu tua untuk menjabat. 

Sementara itu, Trump tampak bahagia dan memberikan tepuk tangan dari tempat duduknya di arena konvensi, ditemani oleh calon wakil presidennya yang baru diumumkan, Senator J.D. Vance, yang dulunya juga kritis terhadap Trump namun kini telah menjadi pendukung setianya.

Pertunjukan keharmonisan ini bertujuan untuk menunjukkan perbedaan dengan suasana di Partai Demokrat, yang belakangan ini dilanda ketegangan internal terkait usia dan ketajaman mental Biden, yang berusia 81 tahun. 

Malam pidato di Milwaukee, yang berfokus pada tema keamanan, menampilkan nada yang lebih agresif daripada malam sebelumnya, dengan para pembicara dengan tegas mengkritik kebijakan perbatasan selatan yang mereka anggap mengancam keamanan nasional.

Kari Lake dan Bernie Moreno, yang keduanya mencalonkan diri dalam pemilihan Senat AS di Arizona dan Ohio, serta Senator AS Ted Cruz dari Texas, mengecam arus migran sebagai invasi.

Baca Juga: Menakar Dampak Penembakan Trump Terhadap Pasar Kripto

Cruz sendiri memberikan pidato yang penuh dengan retorika anti-imigran, sambil menyalahkan Partai Demokrat atas apa yang ia sebut sebagai gelombang kejahatan kekerasan yang dilakukan oleh para migran.

Meskipun jumlah penyeberangan ilegal perbatasan AS mencapai rekor tertinggi dalam masa pemerintahan Biden, penangkapan imigran ilegal menurun drastis pada bulan Juni setelah presiden menerapkan kebijakan larangan suaka yang lebih ketat. 

Trump telah bersumpah untuk menangani masalah imigrasi ilegal dengan tegas, termasuk meluncurkan deportasi massal yang akan menjadi yang terbesar dalam sejarah AS, bahkan dengan penggunaan pasukan federal jika diperlukan. 

Pesan yang keras dan kontroversial ini kontras dengan janji persatuan nasional yang dijanjikan oleh Trump pada minggu ini, terutama setelah peristiwa percobaan pembunuhan terhadapnya yang baru saja terjadi.

Editor: Handoyo .