Trump berjanji bantu memulangkan warga Jepang korban penculikan Korea Utara



KONTAN.CO.ID - TOKYO. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan pada hari Senin bahwa ia akan bekerja dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe untuk membawa pulang warga Jepang yang diculik oleh agen Korea Utara beberapa dekade lalu.

Mengutip Reuters, Senin (27/5), Hal itu dikatakan Trump dalam kunjungan kenegaraan empat hari ke Jepang. Dalam pertemuan tersebut ia berbicara dengan beberapa kerabat orang yang diculik. Mereka diculik untuk melatih mata-mata Korea Utara, kata pembelot Korea Utara.

Di antara kerabat yang diajak bicara Trump adalah ibu dan saudara laki-laki Megumi Yokota, yang berusia 13 ketika dia direnggut dari pantai yang sepi dalam perjalanan pulang dari sekolah dan dibawa ke Korea Utara. 


Trump telah menyebut Megumi dalam pidato-pidato sebelumnya, termasuk di PBB, dan mengatakan pada hari Senin bahwa kisah para korban penculikan sangat menyedihkan.

Ibu Megumi, Sakie Yokota, 83, mengucapkan terima kasih kepada Trump karena telah menghabiskan waktu bersama mereka. Dia bertemu mereka di akhir 2017 di perjalanan sebelumnya ke Jepang.

Sejak itu, Trump telah bertemu pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dua kali, paling baru di Vietnam pada bulan Februari.

"Kami sudah mulai melihat beberapa kemajuan nyata dalam banyak hal," kata Yokota. 

Koichiro Iizuka masih balita yang ditinggalkan di sebuah gua ketika ibunya diculik. Ia juga mengucapkan terima kasih tetapi mengatakan keluarga juga menginginkan hasil. "Kami ingin anggota keluarga kami kembali sesegera mungkin," katanya.

Pada 2002, Korea Utara mengakui agennya telah menculik 13 warga Jepang sebelumnya. Namun Jepang mengatakan justru 17 warganya diculik, lima di antaranya dipulangkan. Korea Utara mengatakan delapan orang tewas dan empat lainnya tidak pernah memasuki negara itu. 

Abe telah berjanji untuk tidak berhenti sampai semua korban penculikan pulang dan meminta bantuan Trump dalam masalah ini. 

Abe baru-baru ini mengatakan dia siap bertemu Kim tanpa syarat. Pernyataan ini mengindikasikan sebuah perubahan dari posisi yang telah lama dipegangnya untuk mendesak kemajuan penculikan sebelum pertemuan puncak dapat berlangsung.  Belum ada tanggal untuk pertemuan antara Abe dan Kim.

Editor: Noverius Laoli