Trump cabut sanksi Korut, dunia dibuat bingung



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Presiden Amerika Serikat (AS) membuat publik bingung ketika mengumumkan pencabutan sanksi terhadap Korea Utara (Korut). Pasalnya ketika mengumumkannya melalui kicauan di Twitter, Trump menyebut sanksi skala besar terhadap Korut berlaku pada Jumat (22/3/2019).

Awalnya publik mengira yang Trump maksud adalah sanksi dari Kementerian Keuangan AS kepada dua perusahaan perkapalan asal China pada Kamis (21/3/2019).

Namun, sumber dari Gedung Putih dikutip Washington Post membeberkan sanksi yang Trump sebut baru direncanakan bakal dirilis dalam beberapa hari mendatang. Sanksi dari Kemenkeu AS itu merupakan tekanan pertama setelah pertemuan Trump dan Pemimpin Korut Kim Jong Un di Hanoi, Vietnam, mengalami kegagalan.


Namun seperti diulas AFP Sabtu (23/3/2019), Trump yang disebut "jatuh cinta" dengan Kim dikabarkan berharap hubungan personal mereka berdua baik-baik saja. "Presiden Trump menyukai Pemimpin Kim, dan dia berpikir sanksi itu tidak diperlukan," ujar Sekretaris Pers Gedung Putih Sarah Sanders.

Pengumuman Trump itu mendapat kecaman dari Ketua Komite Intelijen House of Representatives Adam Schiff, seorang politisi dari oposisi Partai Demokrat. Dalam kicauannya, Schiff menyebut keputusan itu sebagai tindakan naif dan bodoh. "Ketidakmampuan dan kekacauan di Gedung Putih membuatnya semakin buruk," keluhnya.

Selain Schiff, Penasihat Keamanan Nasional John Bolton juga bersikukuh bahwa sanksi untuk menekan negara komunis itu masih dipandang penting. "Setiap pihak harus memperhatikan aktivitas mereka untuk memastikan tidak terlibat dalam perdagangan dengan Korut," tegas Bolton di Twitter.

Mendapat sanksi dari AS, China memprotes dengan menjelaskan mereka sudah menjalankan seluruh resolusi yang diterbitkan oleh PBB. Dalam pernyataan resmi, Beijing menentang segala upaya sanksi yang diberikan oleh negara asing hanya berdasarkan hukum mereka sendiri.

Ini twit mengejutkan kedua sepanjang dua hari terakhir yang dibuat presiden 72 tahun tersebut. Sebelumnya ketika dia mengakui Dataran Tinggi Golan sebagai wilayah Israel.

Komentar Trump soal Golan itu direspon dengan kritikan baik oleh Suriah maupun sekutunya seperti Rusia dan Iran. Damaskus bahkan berjanji bakal merebut kembali Golan dari Israel

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Trump Cabut Sanksi terhadap Korut karena Menyukai Kim Jong Un"

Penulis : Ardi Priyatno Utomo

Editor: Azis Husaini