Trump: China bersedia mengakhiri perang dagang lewat negosiasi



KONTAN.CO.ID - BIARRITZ. Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China memasuki babak baru. Presiden AS Donald Trump menyatakan, China bersedia menyelesaikan sengketa perdagangan melalui "negosiasi yang tenang".

Berbicara di sela-sela KTT G7 di Biarritz, Prancis, Trump bahkan memuji Presiden China Xi Jinping sebagai pemimpin besar. Dan, dia mengatakan, prospek pembicaraan penyelesaian perang dagang adalah perkembangan yang sangat positif bagi dunia.

"Tadi malam, China mengajak bertemu petinggi perdagangan kami dan berkata, 'mari kita kembali ke meja'. Jadi, kami akan kembali ke meja, dan saya pikir mereka ingin melakukan sesuatu," kata Trump seperti dikutip Reuters, Senin (26/8).


Baca Juga: China bersedia menyelesaikan perang dagang dengan AS lewat negosiasi yang tenang

Trump menyebut China sedang terluka sangat parah dalam sengketa perdagangan. "Tetapi, mereka (China) mengerti ini (negosiasi) adalah hal yang benar untuk dilakukan," imbuh Trump.

Menurut Trump, proses negosiasi antara negeri Paman Sam dan negeri tembok raksasa akan segera bergulir. "Saya pikir, kami akan memiliki kesepakatan," ujarnya yakin.

"Mereka (China) memiliki rantai pasokan yang sangat rumit dan orang-orang pergi dan mereka pergi ke negara lain, termasuk ke Amerika Serikat, kami juga akan mendapatkan banyak dari mereka," jelas Trump.

Sebelumnya, Wakil Perdana Menteri China Liu He menyatakan, Tiongkok bersedia menyelesaikan perselisihan dagang dengan AS lewat negosiasi yang tenang, dan dengan tegas menentang eskalasi konflik.

"Kami percaya bahwa eskalasi perang dagang tidak menguntungkan bagi China, Amerika Serikat, atau untuk kepentingan rakyat dunia," tegas Liu saat berbicara dalam sebuah konferensi teknologi di Chongqing, China, Senin (26/8), seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: Kronologi detik-detik memanasnya perang dagang AS-China selama akhir pekan

Perang perdagangan yang semakin memanas antara dua ekonomi terbesar dunia itu makin mendidih pada Jumat (23/8) pekan lalu. AS dan China kembali kembali saling mengerek tarif produk impor dari masing-masing negara lebih banyak lagi.

Sebelum Trump berbicara soal klaim tersebut, pasar saham global babak belur. Mata uang China yuan jatuh ke level terendah dalam 11 tahun terakhir. Investor pun rame-rame beralih ke instrumen yang aman, yakni obligasi pemerintah dan emas.

Editor: S.S. Kurniawan