Trump dan Sejumlah Penyebab Ini Bikin Prospek Kripto Kian Semarak



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek aset kripto diperkirakan semakin semarak ke depan. Kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) menjadi pendorongnya.

Apalagi, Elon Musk yang dikenal sebagai pendukung utama Bitcoin dan teknologi blockchain masuk dalam jajaran kabinet Trump. Di sisi lain, Trump juga berjanji akan menciptakan regulasi yang menguntungkan bagi kripto dan bahkan membentuk cadangan Bitcoin AS jika terpilih kembali.

Trader Tokocrypto, Fyqieh Facrur menyebutkan prospek aset kripto di 2025 terlihat cukup positif, dengan sejumlah faktor fundamental dan makroekonomi yang dapat mendukung pertumbuhannya. Misalnya, siklus pasar dan pasca halving Bitcoin, adopsi institusional dan regulasi yang mendukung, serta inovasi teknologi dan ekosistem DeFi.


Bahkan tak hanya Bitcoin dan Ethereum, dia menilai terdapat sejumlah koin yang menarik untuk dicermati di 2025, yakni, Toncoin (TON), Sui (SUI) dan, Solana (SOL).

Baca Juga: Tren Bullish Kripto, Harga Bitcoin Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Masa

Fyqieh menerangkan, TON merupakan salah satu proyek kripto dengan pertumbuhan signifikan di tahun ini. Hal itu didukung oleh ekosistem Telegram yang semakin berkembang. Adapun sepanjang tahun ini TON telah naik 134,6% per Rabu (13/11) pukul 18.15 WIB ke US$ 83.466.

Dia menilai, sentimen pasar terhadap TON sangat positif, terutama setelah beberapa pembaruan utama seperti FunC 0.4.5 dan v2024.10 yang meningkatkan keandalan dan efisiensi jaringan.

"Toncoin telah mencatat pertumbuhan pemegang dompet yang luar biasa, melampaui 100 juta pengguna, yang menunjukkan potensi adopsi besar-besaran," terangnya kepada Kontan.co.id, Selasa (5/11).

Selanjutnya, SUI merupakan proyek blockchain yang menonjol dengan fokus pada pengalaman pengguna dan inovasi teknis. Dibangun menggunakan bahasa pemrograman Move dan model data berbasis objek, SUI memberikan solusi yang aman dan skalabel untuk berbagai aplikasi terdesentralisasi.

Baca Juga: Dolar AS Mencapai Puncak Terkuat 6 Bulan Seiring Fokus pada Data Inflasi Amerika

Fyqieh berpandangan, salah satu inovasi terbarunya, yakni Protokol Walrus, menawarkan manajemen penyimpanan terdesentralisasi yang efisien. Hal tersebut menjadi daya tarik bagi pengembang dApp.

Selain itu, peluncuran standar staking likuid baru, SpringSui, memperkuat daya tarik token SUI, memberikan likuiditas instan dan mengurangi risiko de-pegging.

"Fokus Sui pada pengalaman pengguna dan aksesibilitas dapat mempermudah adopsi di kalangan pengguna baru. Dengan solusi yang lebih ramah pengguna dan pengembangan teknologi yang kuat, Sui memiliki potensi besar untuk tumbuh pada tahun 2025 sebagai blockchain yang lebih inklusif," paparnya.

Lalu, SOL dikenal dengan kecepatan dan biaya transaksi yang rendah, menjadikannya salah satu platform blockchain paling efisien untuk aplikasi terdesentralisasi (dApps) dan NFT.

Baca Juga: Simak Tips Perencana Keuangan Mengelola Portofolio di Tengah Ketidakpastian Ekonomi

"Tanpa menggunakan solusi sharding atau layer-2, Solana mampu memproses ribuan transaksi per detik, menarik minat pengembang yang membutuhkan jaringan berkapasitas tinggi," lanjutnya.

Ia juga melihat platform ini telah mengalami pertumbuhan harga yang signifikan dalam beberapa bulan terakhir dan menunjukkan stabilitas yang lebih baik dibandingkan beberapa proyek blockchain lainnya.

"Dengan keunggulan skalabilitas dan biaya transaksi rendah, Solana menawarkan fondasi yang kuat untuk pengembangan aplikasi besar, menjadikannya salah satu koin yang patut diperhatikan pada tahun 2025," sebut Fyqieh.

Baca Juga: Elon Musk Masuk Kabinet Donald Trump, Akan Pimpin Departemen Efisiensi Pemerintah

CEO Triv, Gabriel Rey menambahkan bahwa pemenangan Trump turut mendongkrak harga memecoin dengan ticker ELON, TRUMP dan MAGA. Dia juga melhat, secara sektoral, dana inflow yang paling kencang saat ini adalah sektor memecoin dan AI.

"Saat ini yang hype dan berdasarkan data inflow yang masuk adalah sektor memecoin dan AI, serta yang terbaru ada Ai Memes atau campuran memecoin dengan AI, yang mana saat ini sedang hype," sebutnya.

Berdasarkan data Triv, salah satu koin AI Memes, yakni Act I: The AI Prophecy (ACT) permintaannya naik hingga 2.000%.

Meski begitu, Gabriel menegaskan bahwa memecoin tidak memiliki fundamental dan tidak disarankan untuk investasi jangka panjang. Karenanya, dia menyarankan jika investor hendak melakukan trading dengan memecoin harus mencermati sejumlah faktor.

Baca Juga: Siapkan Portofolio Penyelamat Saat Trump Menjabat

Pertama, memastikan komunitasnya kuat. "Karena memecoin is all about hype, jadi jika tidak ramai di media sosial jangan dibeli," sebutnya.

Kedua, harus memperhatikan tokenomics-nya atau karakteristik permintaan dan penawaran aset crypto. Gabriel menerangkan, trader perlu melihat kepemilikan founder karena tidak boleh melebihi 20% supaya banyak barang yang dilempar ke pasar.

Ketiga, tidak boleh banyak early buyer yang beli di bawah harga launching token karena bisa membuat harga pasar turun drastis dan merusak stabilitas harga produk. "Jadi tokenomics harus benar-benar diperhatikan," tegasnya.

Langkah lainnya, investor bisa mencermati inflow ke dalam suatu memecoin. "Jadi, langkah-langkah ini bisa dipakai untuk filter memecoin yang layak untuk trading jangka pendek, tetapi tidak disarankan untuk investasi jangka panjang," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati