Trump desak The Fed melakukan lebih daripada sekedar pemotongan suku bunga rendah



KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada hari Senin mendesak Federal Reserve untuk berbuat lebih daripada sekedar pemotongan suku bunga rendah minggu ini. Komentar Trump tersebut meningkatkan tekanan pada bank sentral untuk menurunkan biaya pinjaman lebih dari yang diharapkan Wall Street. 

Dalam serangkaian tweet menjelang pertemuan Fed yang dijadwalkan untuk Selasa dan Rabu, Trump mengulangi kritiknya terhadap pembuat kebijakan moneter AS. Trump menuduh mereka bertindak terlalu hati-hati dibandingkan dengan China dan Eropa.

Baca Juga: Wall Street jatuh terseret saham-saham teknologi dan penantian kebijakan The Fed


Mengutip Reuters, Senin (29/7), Trump yang akan berlaga pada pemilihan Presiden AS pada tahun 2020 dan sebagian usahanya dikaitkan dengan kekuatan ekonomi A.S, sedang mencari goncangan keuangan dari pemotongan suku bunga pinjaman jangka pendek untuk menghadapi perlambatan ekonomi global.

Pembuat kebijakan secara luas diperkirakan akan memangkas suku bunga seperempat persentase poin pada hari Rabu, meskipun beberapa investor melihat peluang penurunan setengah persen.

"Uni Eropa. dan China akan menurunkan suku bunga lebih lanjut dan memompa uang ke dalam sistem mereka, membuatnya lebih mudah bagi produsen mereka untuk menjual produk. Sementara itu, dan dengan inflasi yang sangat rendah, Fed kami tidak melakukan apa pun - dan mungkin akan melakukan sangat sedikit jika dibandingkan. Sayang sekali!," tulisnya di Twitter.

Baca Juga: Bunga The Fed masih akan menyetir pergerakan IHSG, besok

“The Fed telah membuat semua langkah yang salah. Pemotongan suku bunga kecil tidak cukup, tapi kami akan tetap menang! ”Tambahnya.

Para pembuat kebijakan Fed telah berulang kali mengatakan mereka tidak akan menerima perintah dari presiden. Sementara mereka telah mengirimkan sinyal kuat tentang penurunan suku bunga yang akan datang selama berminggu-minggu, mereka telah menjelaskan mereka berpikir pasar tenaga kerja nasional masih terlihat cukup solid.

Editor: Noverius Laoli