Trump gigit jari, surplus perdagangan China dengan AS tembus rekor



KONTAN.CO.ID - BEIJING. Surplus perdagangan China dengan AS melonjak ke rekor tertinggi sepanjang masa pada Juni. Kondisi ini terjadi di tengah kian memanasnya perang dagang antara kedua negara.

Mengutip Wall Street Journal, surplus perdagangan China terhadap AS mencapai US$ 28,97 miliar. Sejumlah ekonom menilai, lonjakan ini terjadi seiring langkah eksportir yang mempercepat pengiriman barang untuk menghindari diberlakukannya tarif barang dari kedua belah pihak pada awal Juli.

Tak hanya dengan AS, surplus perdagangan China secara total dengan seluruh partner dagangnya juga kian naik tajam menjadi US$ 41,61 miliar pada Juni. Ekonom menilai, kondisi ini terjadi karena melemahnya perekonomian yang ditandai dengan rendahnya permintaan impor ketimbang meningkatnya ekspor. Sebagai perbandingan, surplus perdagangan China pada Mei mencapai rekor senilai US$ 24,92 miliar. Sedangkan prediksi ekonom yang disurvei WSJ senilai US$ 26 miliar.


Rekor surplus perdagangan China dengan AS mencapai 70% dari total surplus China pada bulan lalu. Data ini menjadi tamparan bagi pemerintahan Trump terkait perang dagangnya dengan Beijing.

Sebelumnya, pada Selasa (10/7), Gedung Putih menegaskan pihaknya tengah mempelajari untuk menetapkan kembali tarif baru sebesar 10% terhadap barang-barang China senilai US$ 200 miliar.

Kementerian Perdagangan China mengeluarkan kritik tajam atas kebijakan perdagangan AS pada Kamis (12/7) malam. China menuding Washington memulai perang dagang untuk menyesuaikan kebutuhan politik dalam negeri mereka dan menekan perkembangan China. Asisten Menteri Luar Negeri China Zhang Jun, mengatakan perilaku AS menimbulkan ancaman terhadap perekonomian global.

Tambahan informasi saja, tingkat ekspor China naik 11,3% pada Juni dalam mata uang dollar dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Sebagai perbandingan, pada Mei, ekspor China naik 12,6%. Hal ini menandakan permintaan global masih tetap sehat. Sedangkan ekonom yang disurvei WSJ memprediksi pengiriman ke luar negeri naik 11%.

Adapun pertumbuhan impor menurun tajam pada Juni menjadi 14,1%. Angka ini jauh di bawah perolehan Mei sebesar 26%. Sedangkan prediksi ekonom berada di posisi 23%.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie