Trump imbau Arab Saudi tingkatkan produksi, harga minyak memanas



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak kembali menunjukkan performanya pada perdagangan hari ini. Pasalnya Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meminta Arab Saudi untuk segera meningkatkan produksi minyak sebagai stimulus sanksi yang diberikan terhadap Iran.

Harga minyak masih cenderung memanas pada akhir April. Selasa (30/4) pukul 15.17 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni 2019 di New York Mercantile Exchange berada di US$ 63,65 per barel, tumbuh 0,24% dari posisi kemarin pada US$ 63,50 per barel.

Trump mengatakan bahwa anggota Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) itu meningkatkan jumlah produksi dengan tujuan menanggulangi saksi AS terhadap Iran. Kebijakan jumlah produksi OPEC ini masih dinantikan oleh pasar mengingat semakin ketatnya sanksi Iran yang dilakukan oleh AS. Bahkan tanggal 2 Mei mendatang AS ingin segera total tidak mengimpor minyak dari Iran.


Tidak hanya itu, krisis yang terjadi di Venezuela, serta ketegangan geopolitik Libya juga membuat outlook terus mengetatnya produksi minyak global. Diketahui sejak program pemangkasan produksi dari OPEC dari Januari hingga April, pengurangan produksi sudah mencapai 40%. Itu hanya dihitung di negara Timur Tengah yang notabene merupakan anggota OPEC.

Analis Monex Investindo Futures, Dini Nurhadi Yasyi mengatakan harga minyak dalam kecenderungan menguat selama harga konsisten bergerak di atas US$ 63,20 per barel untuk mengincar area resistance terdekat US$ 64,00 per barel. Sebaliknya, jika harga tembus ke bawah US$ 63,20 per barel, potensi lanjut turun mengincar area US$ 62,70 per barel.

Dini dalam analisisnya, Selasa (30/4) memprediksi harga minyak dalam perdagangan selanjutnya akan berkutat di level support US$ 63,20 , US$ 62,70, dan US$ 62,20 per barel. Sementara level resistance antara US$ 64,00, US$ 64,50, dan US$ 64,95 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi