KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Donald J. Trump, mantan Presiden Amerika Serikat, segera beralih ke mode kampanye setelah debatnya dengan Wakil Presiden Kamala Harris pada Selasa malam. Dengan penuh semangat, ia langsung mempromosikan penampilannya melalui media sosial dan wawancara dengan Fox News. Namun, di balik semua klaim kemenangan yang dibuatnya, analisis pasca-debat menunjukkan gambaran yang berbeda tentang kinerja Trump.
Respons Publik dan Klaim Kemenangan
Sesaat setelah debat, Trump mengklaim di Truth Social bahwa ini adalah debat terbaiknya, meskipun dia merasa seperti bertarung melawan tiga orang sekaligus, merujuk pada dua moderator ABC News dan Kamala Harris. Meskipun demikian, beberapa sekutunya mengakui bahwa penampilannya kurang optimal dibandingkan debat sebelumnya melawan Presiden Joe Biden.
Baca Juga: Taylor Swift Nyatakan Dukungan untuk Kamala Harris dalam Pilpres 2024 Dalam suasana pasca-debat, tim kampanye Trump, meskipun secara publik mendukung klaim keberhasilannya, secara pribadi mengakui bahwa debat ini bukanlah yang terbaik bagi mantan presiden tersebut. Alih-alih berhasil menekan Kamala Harris dengan kebijakan-kebijakan liberalnya, Trump justru terjebak dalam pembelaan atas keputusan-keputusan masa lalunya, serta isu-isu yang tidak relevan dengan debat.
Pengaruh terhadap Kampanye Trump
Penampilan Trump yang agresif dalam ruang spin setelah debat dan serangkaian postingan di media sosialnya menandakan bahwa Trump menyadari kinerjanya tidak sesuai harapan. Beberapa pengamat politik, termasuk Robert F. Kennedy Jr., yang baru saja mendukung Trump, memberikan penilaian yang lebih kritis terhadap debat tersebut. Kennedy menyatakan bahwa meskipun Trump unggul dalam hal substansi, Kamala Harris memenangkan debat dari segi penampilan, persiapan, dan organisasi. Sekutu Trump, seperti Senator Lindsey Graham, berharap Trump akan lebih menekankan pencapaiannya selama menjabat sebagai presiden, seperti perjanjian Abraham Accords, independensi energi, dan kondisi ekonomi yang lebih baik sebelum pandemi. Namun, penampilan Trump tidak berhasil menekankan hal tersebut, dan justru teralihkan oleh isu-isu kecil yang tidak strategis.
Baca Juga: Peluang Kemenangan Harris Meningkat, Saham Trump Media Merosot Pasca Debat Kesalahan dalam Strategi Debat
Salah satu kesalahan utama yang dilakukan Trump dalam debat ini adalah ketidakmampuannya untuk tetap fokus pada tujuan utama, yaitu menyerang catatan kebijakan Kamala Harris dan menghubungkannya dengan pemerintahan Biden yang saat ini sedang menghadapi banyak tantangan. Alih-alih menggunakan strategi pivot yang telah disiapkan oleh tim kampanyenya, Trump terjebak dalam serangan pribadi dan isu-isu yang kurang relevan, seperti warisannya dan ukuran kerumunan di kampanye.
Dampak terhadap Elektabilitas dan Strategi Kampanye Selanjutnya
Meskipun penampilan Trump dinilai kurang memuaskan oleh beberapa sekutunya, banyak yang berpendapat bahwa satu malam yang buruk tidak akan berdampak besar pada kampanye presiden yang penuh dengan momen-momen tidak terduga seperti yang sering dialami oleh Trump. Namun, tim kampanyenya kini bersiap untuk menghadapi gelombang liputan negatif, dan kemungkinan kenaikan sementara dalam popularitas Kamala Harris setelah debat. Untuk mengatasi dampak negatif ini, tim Trump berencana mengalihkan fokus kampanye ke isu-isu ekonomi, termasuk biaya hidup yang tinggi di bawah pemerintahan Biden-Harris, serta perbandingan dengan harga yang lebih rendah saat Trump menjabat sebelum pandemi.
Baca Juga: Investor Sambut Dingin Debat Trump-Harris, Sementara Kamala Harris Dianggap Unggul Trump juga akan melakukan perjalanan ke Pantai Barat untuk serangkaian acara penggalangan dana dan pidato kampanye, yang diharapkan dapat membantu mengembalikan momentum kampanye.
Pertanyaan Tentang Debat Selanjutnya
Salah satu pertanyaan besar yang tersisa adalah apakah Trump akan berpartisipasi dalam debat kedua melawan Kamala Harris. Meskipun tim Harris menyambut baik debat kedua, Trump lebih berhati-hati. Dia menyatakan bahwa debat kedua biasanya dilakukan oleh pihak yang kalah, dan menuduh moderator dari ABC News tidak adil. Trump juga telah menyarankan bahwa dia akan lebih memilih moderator dari Fox News jika ada debat berikutnya. Seiring berjalannya kampanye, akan menarik untuk melihat bagaimana Trump dan timnya akan mengatasi dampak dari debat ini dan apakah mereka akan mengubah pendekatan mereka untuk memastikan kinerja yang lebih baik di masa depan.
Editor: Handoyo .