WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat Donald Trump, akhirnya melakukan intervensi pada perpecahan terburuk antara negara-negara Arab dalam beberapa dasawarsa terakhir. Pada Selasa (6/6) kemarin, Trump mengatakan bahwa perjalanannya ke Timur Tengah "sudah terbayar" di mana para pemimpin Arab mengambil langkah tegas dengan menuduh Qatar mendanai kelompok militan. Ucapan Trump yang apa adanya membuat pidato anti-Islam yang dia sampaikan pada pertemuan puncak Riyadh pada Mei lalu menjadi inspirasi dari keputusan negara-negara besar Arab untuk memutuskan hubungan dan menutup jalur transportasi ke Qatar sebagai aksi protes atas dukungan Qatar terhadap terorisme. Menurut salah seorang pejabat tinggi di Washington, AS menyambut gembira keputusan Arab Saudi untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar dalam sebuah langkah terkoordinasi dengan Mesir, Bahrain dan Uni Emirat Arab.
"Sangat senang melihat kunjungan ke Arab Saudi dengan Raja dan 50 negara lainnya akhirnya terbayar sudah. Mereka mengatakan bahwa mereka akan mengambil aksi keras kepada pihak-pihak yang mendanai kelompok ekstrimis, dan semua referensi mengarah ke Qatar. Mungkin ini akan menjadi awal dari berakhirnya aksi terorisme yang menakutkan," tulis Trump di Twitter. Ini merupakan komentar pertama Trump tentang keretakan hubungan antara Qatar dengan negara-negara utama Arab atas dugaan dukungannya terhadap kelompok Iran dan kelompok Islam. Pernyataan Trump muncul pada saat yang sulit dalam krisis di mana pemimpin Kuwait dijadwalkan akan bertemu di Arab Saudi untuk menengahi perselisihan tersebut. Qatar dengan keras membantah tuduhan tersebut dengan menyebut tuduhan negara-negara utama Arab tidak berdasar. Di sisi lain, warga Qatar biasa turut mencemaskan kondisi ini. Mereka memenuhi supermarket dan memborong semua makanan dan minuman untuk persediaan barang saat terjadi krisis. Trump menjelaskan, berdasarkan referensi dari negara-negara utama Teluk Arab yakni Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, para pemimpin yang dia temui saat kunjungan telah mengingatkan dirinya bahwa Qatar adalah pihak yang mendanai ideologi radikal. Hal itu terungkap setelah Trump meminta dilakukannya aksi untuk menghentikan pendanaan terhadap kelompok militan. Belum jelas apa dampak intervensi Trump pada krisis Teluk ini. Pada Senin (6/6) kemarin, pejabat AS mengatakan Amerika akan diam-diam berusaha menenangkan riak air antara Arab Saudi dan Qatar. Alasannya, posisi Qatar sangat penting bagi militer dan kepentingan diplomatik AS jika sampai diisolasi. Asal tahu saja, Qatar menjadi rumah bagi 8.000 personil militer AS di al Udeid. Ini merupakan pangkalan udara terbesar AS di Timur Tengah dan menjadi basis bagi AS saat memimpin penyerangan kelompok militan Islamic State (IS) yang sudah menguasai beberapa wilayah Suriah dan Irak. Mediasi dan konsekuensi