Trump memuji hubungannya dengan Xi Jinping seiring perundingan di Beijing dimulai



KONTAN.CO.ID - BEIJING, CHINA. Presiden AS Donald Trump pada hari Kamis memuji hubungannya dengan Presiden China Xi Jinping karena para pejabat dari dua ekonomi terbesar dunia memulai pembicaraan perdagangan di Beijing.

Kesepakatan terobosan yang secara mendasar bisa mengubah kebijakan ekonomi China dipandang sangat tidak mungkin tercapai selama dua hari perundingan ini. Meski demikian, paket tindakan jangka pendek China mungkin bisa menunda keputusan Washington untuk mengenakan tarif pada ekspor Cina senilai US$ 50 miliar.

Perundingan yang dipimpin oleh Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Wakil Perdana Menteri China Liu He itu diharapkan mencakup berbagai keluhan AS tentang praktik perdagangan China, dari tuduhan pemindahan teknologi secara paksa hingga subsidi negara untuk pengembangan teknologi.


"Senang berada di sini. Terima kasih," kata Mnuchin kepada Reuters di hotelnya ketika ditanya apakah dia mengharapkan kemajuan. Dia tidak membuat komentar lain.

Ketika Mnuchin tiba, Trump men-tweet: "Tim keuangan kami yang hebat berada di China mencoba untuk menegosiasikan level bermain di bidang perdagangan! Saya berharap bisa bersama Presiden Xi dalam waktu yang tidak terlalu lama. Kami akan selalu memiliki hubungan yang baik (hebat)!"

Tidak jelas kapan Trump dan Xi akan bertemu lagi, meskipun keduanya kemungkinan akan menghadiri beberapa KTT multilateral yang sama tahun ini, termasuk KTT G20 dan APEC.

Sepanjang kampanye pemilu 2016-nya, Trump secara rutin mengancam memaksakan tarif sebesar 45% untuk barang-barang asal China sebagai cara menyamakan kedudukan bagi para pekerja Amerika. Pada saat itu dia juga menuduh China memanipulasi mata uangnya untuk mendapatkan keuntungan ekspor.

Kedutaan Besar AS di Beijing mengatakan delegasi AS berencana bertemu dengan pejabat China pada dua hari itu, di samping Duta Besar AS Terry Branstad, sebelum berangkat pada Jumat malam.

Delegasi itu kembali ke hotel mereka pada Kamis malam tanpa menerima pertanyaan dari wartawan. Ketika ditanya bagaimana pembicaraan itu berlangsung, seorang pejabat AS yang tidak disebutkan namanya mengatakan "Yah."

Di Washington, U.S.-China Business Council (USCBC) yang mewakili perusahaan Amerika yang menjalankan bisnis di China, mengatakan senang kedua pemerintah berbicara dan mendesak kesepakatan untuk mengakhiri transfer teknologi paksa dan meningkatkan perlindungan kekayaan intelektual China.

"USCBC percaya bahwa tidak mungkin masalah akan sepenuhnya diselesaikan dalam pertemuan ini, tetapi kami berharap kedua belah pihak akan dapat menetapkan jalan untuk negosiasi lanjutan yang akan mengarah pada solusi dan menghindari tarif dan sanksi perdagangan lainnya, "Kelompok itu mengatakan dalam sebuah pernyataan.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying mengatakan pada sebuah briefing di Beijing: "Hasilnya harus saling menguntungkan dan win-win."

Dalam sebuah komentar yang dikutip secara luas di media China pada hari Kamis, kantor berita resmi Xinhua mengatakan jika keadaan berjalan buruk dan perang dagang pecah, China tidak akan pernah menyerah dan akan memukul balik dengan kuat.

"China pasti akan menderita kerugian, tetapi China memiliki keuntungan politik dari kepemimpinan yang terpusat dan terpadu dan dukungan pasar domestik yang besar," katanya.

Kebijakan tarif AS dapat berlaku pada bulan Juni setelah selesainya periode konsultasi 60 hari.

Pakar perdagangan yang berbasis di AS mengatakan mereka mengharapkan Beijing menawarkan paket perubahan kebijakan kepada tim Trump yang mungkin, termasuk beberapa langkah yang diumumkan sebelumnya seperti penghapusan persyaratan joint venture untuk beberapa sektor, pengurangan tarif otomatis, dan peningkatan pembelian barang-barang AS.

Trump telah meminta pengurangan US$ 100 miliar per tahun terhadap defisit perdagangan barang dengan China senilai US$ 375 miliar AS .

Namun para anggota delegasi perdagangan AS yang beragam, termasuk Perwakilan Perdagangan AS Robert Lighthizer dan penasihat perdagangan Gedung Putih Peter Navarro yang sama-sama mengkritik Cina, cenderung memiliki pandangan yang berbeda tentang manfaat dari tawaran semacam itu.

Editor: Hasbi Maulana