KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan terpilihnya kembali Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat, turut memberikan dampak signifikan terhadap pasar keuangan global, termasuk nilai tukar rupiah. Menurutnya, meskipun ada perbaikan di pasar keuangan, pengaruh sentimen politik pasca pemilu AS masih cukup kuat, terutama pada minggu ini. "Terpilihnya kembali Presiden Trump itu memberikan juga sentimen yang cukup kuat pada minggu ini," ujar Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN Kita, Jumat (8/11).
Sri Mulyani menjelaskan, meski nilai tukar rupiah sempat menguat hingga mencapai level Rp15.200 pada Oktober lalu, ketidakpastian global yang dipicu oleh keputusan Federal Reserve (Fed) mengenai penurunan suku bunga dan terpilihnya kembali Presiden Trump, membuat rupiah mengalami tekanan. Dolar AS yang menguat berimbas pada nilai tukar rupiah dan cenderung tertekan selama minggu ini. "Dan sekarang dengan terpilihnya Presiden Trump, tadi saya sampaikan dolar indeks mengalami penguatan, sehingga nilai tukar Rupiah kita kemarin cenderung dalam minggu ini mengalami tekanan," katanya.
Baca Juga: Kemenangan Trump di Pilpres AS Mengancam Aliran Modal ke Indonesia Namun, secara keseluruhan, Sri Mulyani menilai kinerja nilai tukar rupiah masih relatif stabil dibandingkan dengan negara-negara lain, baik di G7 maupun G20. Ia mencatat, depresiasi rupiah sepanjang tahun ini tercatat sebesar 2,68%, yang masih lebih baik dibandingkan Kanada (4,46%), Filipina (5,69%), dan Korea Selatan (6,79%). Terkait dengan pasar surat berharga negara (SBN), Sri Mulyani menyebutkan bahwa
yield SBN Indonesia mengalami sedikit kenaikan, namun secara keseluruhan,
yield pada Oktober sempat mengalami penurunan yang positif. Meskipun
yield US Treasury 10 tahun menguat di level 4,4%,
spread antara obligasi pemerintah Indonesia dan US Treasury 10 tahun masih cukup rendah. "Dan ini juga kalau walaupun Fed Fund Rate mengalami penurunan tapi
counter sentiment terhadap politik di Amerika terutama dari sisi terpilihnya Presiden Trump dan
outlook atau proyeksi terhadap
budget federal memberikan dampak yang berbeda terhadap US Treasury," katanya.
Baca Juga: Rupiah Berpeluang Kembali Melemah ke Rp 16.000 Per Dolar AS Pasca Kemenangan Trump Mengenai aliran modal asing, Sri Mulyani mencatat adanya
inflow ke pasar SBN Indonesia sebesar Rp 14,98 triliun pada Oktober. Namun, setelah terpilihnya Presiden Trump, terjadi
outflow sebesar Rp 4,12 triliun pada November 2024. Meskipun demikian, inflow SBN Indonesia sepanjang tahun ini tercatat sebesar Rp 39,4 triliun, yang menjaga stabilitas
yield SBN Indonesia. Kedepannya, Sri Mulyani menegaskan bahwa pemerintah akan terus memantau kondisi perekonomian dan pasar keuangan menjelang akhir tahun. Ia berharap perekonomian Indonesia dapat tetap tumbuh dengan positif, seiring dengan pengelolaan APBN dan proyeksi perekonomian yang akan terus diperbarui hingga kuartal IV-2024. "Kita berharap nanti akan tetap terjaga sampai akhir tahun dalam posisi yang positif," tutup Sri Mulyani. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Putri Werdiningsih