Trump mendesak Jepang untuk memproduksi lebih banyak kendaraan di AS



KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendesak Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe agar produsen mobil Jepang memproduksi lebih banyak kendaraan di Amerika Serikat, berdasarkan dokumen pertemuan baru-baru ini yang diberikan oleh duta besar AS untuk Jepang pada Sabtu (27/4).

Mengutip Reuters, keduanya membahas pengumuman publik baru-baru ini oleh produsen mobil Jepang, termasuk keputusan Toyota Motor Corp untuk berinvestasi lebih banyak di pabrik Amerika Serikat.

"Kami berbicara tentang perlunya melihat lebih banyak langkah ke arah itu, tetapi saya pikir presiden merasa sangat positif bahwa kami akan melihat langkah seperti itu karena ekonomi mendukung untuk itu," ujar Duta Besar AS untuk Jepang William Hagerty seperti dikutip Reuters.


Trump mengatakan dalam sebuah kampanye di Green Bay, Wisconsin pada Sabtu bahwa Abe mengatakan Jepang akan menginvestasikan US$ 40 miliar di pabrik mobil AS, meski Trump tidak merinci tentang rencana waktu investasi.

Toyota, pembuat mobil terbesar di Jepang mengatakan pada bulan lalu akan melebihi janji tahun 2017 untuk menginvestasikan US$ 10 miliar selama lima tahun dengan komitmen baru untuk mencapai hampir US$ 13 miliar selama periode itu.

Trump telah mendorong produsen mobil Jepang untuk menambah lebih banyak pekerjaan di Amerika Serikat karena Gedung Putih mengancam akan mengenakan tarif hingga 25% untuk kendaraan impor dengan alasan keamanan nasional.

Trump pada Jumat lalu mengatakan kemungkinan AS dan Jepang dapat mencapai kesepakatan perdagangan bilateral baru saat ia mengunjungi Tokyo pada Mei.

"Kami ingin memastikan bahwa AS memiliki persyaratan perdagangan dengan Jepang yang tidak kalah menguntungkan dari negara lain," ujar Hagerty dalam panggilan telepon.

Dia menambahkan, Trump berencana menghadiri KTT kelompok 20 negara industri yang akan digelar di Osaka pada Juni nanti.

Secara terpisah, Duta besar AS untuk Jepang bilang, Trump optimistis pembicaraan perdagangan dengan China akan berhasil. 

Editor: Herlina Kartika Dewi